Sekarang saya akan menceritakan terlebih dahulu pengalaman KKL saya dengan
teman-teman Jurusan ke kota Malang.
19 April 2015 menjadi hari yang paling dinantikan oleh Mahasiswa
Jurusan Bahasa Jerman 2012. Hari ini adalah hari kami sebagai mahasiswa akan
melaksanakan Kuliah Kayak Liburan. Ups, maksudnya Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Kota yang menjadi destinasi KKL kami adalah Kota Apelnya Indonesia, yaitu Kota
Malang dan selanjutnya Bromo di Probolinggo, lalu mampir ke Surabaya sebagai
tempat pengantar kami pulang kembali ke Jakarta.
KKL adalah kelanjutan dari Mata Kuliah Deutsch für den Tourismus, Bahasa Jerman untuk Pariwisata di Jurusan Kami. Point terpenting dalam KKL ini adalah guieding tempat-tempat pariwisata yang akan kami
kunjungin. Kami akan menjadi tour leader yang telah ditentukan pembagian
tempatnya saat rapat KKL. Ditambah dengan Table Manner di hotel
berbintang lima.
Tetapi yang menjadi point terpenting kami sebagai mahasiswa adalah jalan-jalan.
Hingga saya sendiri yang diamanahkan menjadi ketua KKL, sempat memberi saran
untuk menghapus kunjungan ke universitas di daerah malang karena tidak mau rugi
menghabiskan uang untuk biaya KKL ini. Pada akhirnya ada sedikit rasa
penyesalan karena tidak melakukan study banding ini. Tapi that was not a big deal, just enjoyed the
travel.
Mari kita mulai cerita perjalanan KKL kami.....
Sesuai dengan jadwal yang diberikan pihak Travel pukul 16.30 kami sudah
berkumpul di Stasiun Senen untuk keberangkatan menggunakan kereta Majapahit
Ekonomi AC menuju Malang pukul 18.30. Kereta pun berangkat tepat waktu.
Perjalanan menggunakan kereta ini ke luar kota merupakan pengalaman pertama
saya. Maklum saja kampung
halaman saya berada di luar pulau Jawa.
Bisa dibilang Kereta Api Ekonomi AC Majapahit adalah kereta api sekelas
bisnis. Tempat duduknya 4-4 dan jarak antar tempat duduk cukup luas. Kursinya
pun lebih empuk dan AC-nya juga lebih dingin dibanding kereta api ekonomi biasa.
Karena rombongan kami berjumlah 47 orang, kami duduk di satu gerbong bersama
beberapa penumpang lainnya.
Kami memulai perjalanan kami dengan makan malam dan beberapa dari kami ada
yang memilih sholat terlebih dahulu di dalam kereta. Selama perjalanan kami pun
sibuk berfoto-foto ria dan bercengkrama satu sama lain. Jika jenuh kami pun
berkeliling kereta. Ke depan dan ke belakang untuk menghilangkan rasa pegal
karena terlalu lama duduk sambil melihat isi gerbong kereta.
Ketika kantuk tiba, kami tidur dengan berbagai posisi. Karena bangku-bangku
di kereta banyak yang kosong, banyak dari kami yang memilih tidur di kursi lain
atau di gerbong lain. Memilih untuk tidur satu kursi satu orang agar kami bisa
tidur dengan memanjangkan badan.
Karena perjalanan kami dilakukan di malam hari, kami hanya bisa melihat
pemandangan di daerah jawa timur ketika matahari telah menyingsing. Keindahan
hijau sawah mulai mewarnai perjalanan kereta kami yang sebelumnya gelap oleh
malam. Begitu pagi tiba kami pun bersih-bersih untuk sekedar mencuci muka dan menyikat
gigi. Tidak ada yang mau mandi di toilet kereta kecuali satu teman kami. Bahkan
dia bisa keramas di toilet kereta.
Di tiket kereta direncanakan bahwa kami akan tiba pukul 09.55, tapi
sayangnya kereta kami baru sampai di Stasiun Malang Kota Lama pukul 10.30,
karena kami berhenti di banyak stasiun .
TRIP TO MALANG DAY 1
Begitu tiba di Kota Malang, kami langsung digiring makan siang di
Restaurant Ocean di dekat stasiun. Cukup jalan beberapa meter kami bisa
langsung mengisi perut lapar kami. Kami pun disambut dengan hidangan yang luar
biasa. Banyak lauk dan sayur yang terhidang dan tandas oleh perut kami.
Kami tidak bisa terlalu lama bersantai-santai di Restaurant karena kami
dikejar dengan agenda yang padat di hari pertama ini. Destinasi pertama yang
akan kami kunjungin hari ini adalah Pantai Balekambang yang membutuhkan
perjalanan kurang lebih 2 jam. Malamnya kami harus mengejar waktu untuk Tabel
Manner di Hotel Singgasari.
Perjalanan menuju Pantai Balekambang, menandai dimulainya tugas KKL kami
sebagai tour guide. Guiding terlebih dahulu dipimpin oleh pihak
travel lalu dilanjutkan dengan kami menggunakan bahasa Jerman. Beruntungnya
saya juga mendapat giliran guieding hari ini untuk menjelaskan tentang
Daya Tarik Pantai Balekambang, selebihnya saya bisa santai menikmati
perjalanan.
Tidak mudah untuk sampai di Pantai
Balekambang. Menurut pihak Travel, akses jalanan menuju pantai di kota Malang
terbilang cukup sulit. Jalanan yang tidak begitu lebar memaksa kami untuk
menggunakan bus kecil berkapasitas sekitar 25 orang agar mudah dilalui,
sehingga kami harus membagi angkatan kami yang sudah sedikit jumlahnya menjadi
lebih kecil lagi. Jalanannya juga berkelok dan berundak-undak. Beruntungnya
perjalanan kami dihibur dengan pemandangan indah di sekeliling berupa ilalang,
perkebunan tebu, dan sawah.
Namun akses perjalanan yang sulit ini terbayar sudah dengan keindahan
Pantai Balekambang. Karena Pantai Balekambang masih berada di garis pantai
selatan, ombaknya pun sangat kencang dan besar. Kami seakan disambut oleh ombak
yang berdatangan ketika tiba. Kami sampai tepat pukul 2 siang dan kami pun
segera berkumpul untuk berfoto bersama. Kami hanya diberi waktu selama satu jam
untuk menikmati keindahan pantai. Begitu foto bersama selesai, kami pun langsung berpencar untuk lebih dekat
lagi dengan pantai.
Pantai Balekambang yang memiliki luas 2 KM ini memiliki tiga pulau batu
karang, yaitu Pulau Ismoyo, Pulau Wisanggeni, dan Pulau Anoman. Pulau
Wisanggeni dan Pulau Ismoyo dihubungkan dengan jembatan sepanjang 100 M. Di
Pulau Ismoyo terdapat Pura Hindu bernama Pura Amerta Jati. Terdapatnya
Pura di pantai ini membuatnya mirip seperti pantai di Tanah Lot, Bali. Hanya
saja tidak adanya jembatan yang membuat pantai tersebut berbeda. Berfoto di sini pun sukses membuat teman-teman
saya menyangka, saya sedang berlibur di Bali. Sayangnya kami tidak bisa
menikmati sunset di pantai ini karena harus segera menuju hotel. Padahal waktu
terbaik menikmati keindahan pantai ini adalah sore hari, ketika bisa melihat
siluet dari Pura Amerti Jaya.
Kami pun langsung bergegas menuju hotel tempat penginapan kami. Kami tiba
pukul 19.00 dan harus segera berhias diri dalam waktu 30 menit untuk table
manner di hotel bintang lima Hotel Singgasari. Waktu ngaret tidak bisa
dihindari, kami semua baru bersiap pukul 20.00 dan baru berangkat menuju hotel
Singgasari yang tidak jauh jaraknya dari tempat penginapan kami.
Sebelum melakukan table manner, sebelumnya kami diberi materi
terlebih dahulu seputar table manner. Materinya tidak jauh berbeda
dengan yang kami dapat dari perkuliahan, hanya saja di sini lebih lengkap dan
bisa melihat langsung berbagai bentuk gelas, cara memegangnya, dan cara makan
yang benar sesuai gaya Eropa tau Amerika.
Selama materi diberikan, perut kami sudah keroncongan menanti makanan yang
akan menjadi bahan praktek kami. Kami baru bisa menikmati hidangan pembuka
sekitar pukul 10 malam. Makanan pembuka kami sangat unik, bagi kami orang udik
yang tidak pernah menikmati makan seperti ini. makanan pembuka kami adalah
salad ikan dori yang diberi alas rengginang. Kami semua bingung cara memakan
rengginang dengan pisau dan garpu. Alhasil di ruangan bunyi klentang klentong
suara pisau dan piring terbentur karena susah memotong rengginang. Padahal
sebenarnya kami bisa memakan rengginag tersebut dengan tangan, sayangnya kami
tidak tahu.
Makanan pembuka selesai, kami
dihidangkan sup mushroom. Aku tak menyangka tampilannya seperti bubur kacang
hijau ketan hitam yang gelap tapi rasanya sungguh bukan seleraku. Walaupun
sudah berusaha untuk menghabiskannya tetap saja aku tak sanggup.
Selanjutnya adalah makanan utama,
yaitu ayam bakar tanpa tulang dengan ubi ungu sebagai asupan karbohidrat. Tidak
ada rasanya. Kombinasi inipun kami anggap aneh. Makan ayam dengan ubi.
Beruntung hidangan penutup menjadi makanan terenak selama table manner.
Hidangan penutupnya berupa coklat yang dibalur crepes dan beberapa coklat
batang. Ini favorit aku banget.
Sayangnya selama table manner berlangsung ada beberapa temanku yang
tumbang karena telat makan. Maklum terkahir kali kami mengisi perut adalah saat
tiba di malang pukul 11 dan baru makan lagi pukul 10 malam. Karena terlalu
capek dan banyak temanku yang sakit, akhirnya agenda berkeliling melihat kamar
hotel terpaksa dibatalkan. Kamipun segera bergegas menuju hotel tempat kami
menginap dan bersiap untuk perjalanan hari kedua kami ke Kota Batu.
Baca Juga:
Kuliah Kayak Liburan 2
Kuliah Kayak Liburan 3
Baca Juga:
Kuliah Kayak Liburan 2
Kuliah Kayak Liburan 3
0 komentar:
Posting Komentar