Selasa, 09 Februari 2016

, ,

Kuliah Kayak Liburan 1

Sekarang sudah 2016  tapi masih banyak pengalaman berharga yang terjadi di tahun 2015 yang belum saya tulis dan diterbitkan di blog ini. Walaupun terlalu telat untuk memposting tulisan, saya rasa ga ada salahnya daripada tidak sama sekali. 

Sekarang saya akan menceritakan terlebih dahulu pengalaman KKL saya dengan teman-teman Jurusan ke kota Malang.

19 April 2015 menjadi hari yang paling dinantikan oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa Jerman 2012. Hari ini adalah hari kami sebagai mahasiswa akan melaksanakan Kuliah Kayak Liburan. Ups, maksudnya Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kota yang menjadi destinasi KKL kami adalah Kota Apelnya Indonesia, yaitu Kota Malang dan selanjutnya Bromo di Probolinggo, lalu mampir ke Surabaya sebagai tempat pengantar kami pulang kembali ke Jakarta.

KKL adalah kelanjutan dari Mata Kuliah Deutsch für den Tourismus, Bahasa Jerman untuk Pariwisata di Jurusan Kami. Point terpenting dalam  KKL ini adalah guieding  tempat-tempat pariwisata yang akan kami kunjungin. Kami akan menjadi tour leader yang telah ditentukan pembagian tempatnya saat rapat KKL. Ditambah dengan Table Manner di hotel berbintang lima.

Tetapi yang menjadi point terpenting kami sebagai mahasiswa adalah jalan-jalan. Hingga saya sendiri yang diamanahkan menjadi ketua KKL, sempat memberi saran untuk menghapus kunjungan ke universitas di daerah malang karena tidak mau rugi menghabiskan uang untuk biaya KKL ini. Pada akhirnya ada sedikit rasa penyesalan karena tidak melakukan study banding ini. Tapi that was not a big deal, just enjoyed the travel.

Mari kita mulai cerita perjalanan KKL kami.....

Sesuai dengan jadwal yang diberikan pihak Travel pukul 16.30 kami sudah berkumpul di Stasiun Senen untuk keberangkatan menggunakan kereta Majapahit Ekonomi AC menuju Malang pukul 18.30. Kereta pun berangkat tepat waktu. Perjalanan menggunakan kereta ini ke luar kota merupakan pengalaman pertama saya. Maklum saja kampung halaman saya berada di luar pulau Jawa.

Bisa dibilang Kereta Api Ekonomi AC Majapahit adalah kereta api sekelas bisnis. Tempat duduknya 4-4 dan jarak antar tempat duduk cukup luas. Kursinya pun lebih empuk dan AC-nya juga lebih dingin dibanding kereta api ekonomi biasa. Karena rombongan kami berjumlah 47 orang, kami duduk di satu gerbong bersama beberapa penumpang lainnya. 

Kami memulai perjalanan kami dengan makan malam dan beberapa dari kami ada yang memilih sholat terlebih dahulu di dalam kereta. Selama perjalanan kami pun sibuk berfoto-foto ria dan bercengkrama satu sama lain. Jika jenuh kami pun berkeliling kereta. Ke depan dan ke belakang untuk menghilangkan rasa pegal karena terlalu lama duduk sambil melihat isi gerbong kereta.

Ketika kantuk tiba, kami tidur dengan berbagai posisi. Karena bangku-bangku di kereta banyak yang kosong, banyak dari kami yang memilih tidur di kursi lain atau di gerbong lain. Memilih untuk tidur satu kursi satu orang agar kami bisa tidur dengan memanjangkan badan.

Karena perjalanan kami dilakukan di malam hari, kami hanya bisa melihat pemandangan di daerah jawa timur ketika matahari telah menyingsing. Keindahan hijau sawah mulai mewarnai perjalanan kereta kami yang sebelumnya gelap oleh malam. Begitu pagi tiba kami pun bersih-bersih untuk sekedar mencuci muka dan menyikat gigi. Tidak ada yang mau mandi di toilet kereta kecuali satu teman kami. Bahkan dia bisa keramas di toilet kereta.

Di tiket kereta direncanakan bahwa kami akan tiba pukul 09.55, tapi sayangnya kereta kami baru sampai di Stasiun Malang Kota Lama pukul 10.30, karena kami berhenti di banyak stasiun .

TRIP TO MALANG DAY 1

Begitu tiba di Kota Malang, kami langsung digiring makan siang di Restaurant Ocean di dekat stasiun. Cukup jalan beberapa meter kami bisa langsung mengisi perut lapar kami. Kami pun disambut dengan hidangan yang luar biasa. Banyak lauk dan sayur yang terhidang dan tandas oleh perut kami.

Kami tidak bisa terlalu lama bersantai-santai di Restaurant karena kami dikejar dengan agenda yang padat di hari pertama ini. Destinasi pertama yang akan kami kunjungin hari ini adalah Pantai Balekambang yang membutuhkan perjalanan kurang lebih 2 jam. Malamnya kami harus mengejar waktu untuk Tabel Manner  di Hotel Singgasari.

Perjalanan menuju Pantai Balekambang, menandai dimulainya tugas KKL kami sebagai tour guide. Guiding terlebih dahulu dipimpin oleh pihak travel lalu dilanjutkan dengan kami menggunakan bahasa Jerman. Beruntungnya saya juga mendapat giliran guieding hari ini untuk menjelaskan tentang Daya Tarik Pantai Balekambang, selebihnya saya bisa santai menikmati perjalanan. 

Tidak  mudah untuk sampai di Pantai Balekambang. Menurut pihak Travel, akses jalanan menuju pantai di kota Malang terbilang cukup sulit. Jalanan yang tidak begitu lebar memaksa kami untuk menggunakan bus kecil berkapasitas sekitar 25 orang agar mudah dilalui, sehingga kami harus membagi angkatan kami yang sudah sedikit jumlahnya menjadi lebih kecil lagi. Jalanannya juga berkelok dan berundak-undak. Beruntungnya perjalanan kami dihibur dengan pemandangan indah di sekeliling berupa ilalang, perkebunan tebu, dan sawah.

Namun akses perjalanan yang sulit ini terbayar sudah dengan keindahan Pantai Balekambang. Karena Pantai Balekambang masih berada di garis pantai selatan, ombaknya pun sangat kencang dan besar. Kami seakan disambut oleh ombak yang berdatangan ketika tiba. Kami sampai tepat pukul 2 siang dan kami pun segera berkumpul untuk berfoto bersama. Kami hanya diberi waktu selama satu jam untuk menikmati keindahan pantai. Begitu foto bersama selesai, kami pun langsung berpencar untuk lebih dekat lagi dengan pantai.

Pantai Balekambang yang memiliki luas 2 KM ini memiliki tiga pulau batu karang, yaitu Pulau Ismoyo, Pulau Wisanggeni, dan Pulau Anoman. Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo dihubungkan dengan jembatan sepanjang 100 M. Di Pulau Ismoyo terdapat Pura Hindu bernama Pura Amerta Jati. Terdapatnya Pura di pantai ini membuatnya mirip seperti pantai di Tanah Lot, Bali. Hanya saja tidak adanya jembatan yang membuat pantai tersebut berbeda. Berfoto di sini pun sukses membuat teman-teman saya menyangka, saya sedang berlibur di Bali. Sayangnya kami tidak bisa menikmati sunset di pantai ini karena harus segera menuju hotel. Padahal waktu terbaik menikmati keindahan pantai ini adalah sore hari, ketika bisa melihat siluet dari Pura Amerti Jaya.

Kami pun langsung bergegas menuju hotel tempat penginapan kami. Kami tiba pukul 19.00 dan harus segera berhias diri dalam waktu 30 menit untuk table manner di hotel bintang lima Hotel Singgasari. Waktu ngaret tidak bisa dihindari, kami semua baru bersiap pukul 20.00 dan baru berangkat menuju hotel Singgasari yang tidak jauh jaraknya dari tempat penginapan kami.

Sebelum melakukan table manner, sebelumnya kami diberi materi terlebih dahulu seputar table manner. Materinya tidak jauh berbeda dengan yang kami dapat dari perkuliahan, hanya saja di sini lebih lengkap dan bisa melihat langsung berbagai bentuk gelas, cara memegangnya, dan cara makan yang benar sesuai gaya Eropa tau Amerika.

Selama materi diberikan, perut kami sudah keroncongan menanti makanan yang akan menjadi bahan praktek kami. Kami baru bisa menikmati hidangan pembuka sekitar pukul 10 malam. Makanan pembuka kami sangat unik, bagi kami orang udik yang tidak pernah menikmati makan seperti ini. makanan pembuka kami adalah salad ikan dori yang diberi alas rengginang. Kami semua bingung cara memakan rengginang dengan pisau dan garpu. Alhasil di ruangan bunyi klentang klentong suara pisau dan piring terbentur karena susah memotong rengginang. Padahal sebenarnya kami bisa memakan rengginag tersebut dengan tangan, sayangnya kami tidak tahu.

Makanan pembuka selesai, kami dihidangkan sup mushroom. Aku tak menyangka tampilannya seperti bubur kacang hijau ketan hitam yang gelap tapi rasanya sungguh bukan seleraku. Walaupun sudah berusaha untuk menghabiskannya tetap saja aku tak sanggup.

Selanjutnya adalah makanan utama, yaitu ayam bakar tanpa tulang dengan ubi ungu sebagai asupan karbohidrat. Tidak ada rasanya. Kombinasi inipun kami anggap aneh. Makan ayam dengan ubi. Beruntung hidangan penutup menjadi makanan terenak selama table manner. Hidangan penutupnya berupa coklat yang dibalur crepes dan beberapa coklat batang. Ini favorit aku banget.

Sayangnya selama table manner berlangsung ada beberapa temanku yang tumbang karena telat makan. Maklum terkahir kali kami mengisi perut adalah saat tiba di malang pukul 11 dan baru makan lagi pukul 10 malam. Karena terlalu capek dan banyak temanku yang sakit, akhirnya agenda berkeliling melihat kamar hotel terpaksa dibatalkan. Kamipun segera bergegas menuju hotel tempat kami menginap dan bersiap untuk perjalanan hari kedua kami ke Kota Batu.

Baca Juga:
Kuliah Kayak Liburan 2 
Kuliah Kayak Liburan 3

0 komentar:

Posting Komentar