Selasa, 31 Oktober 2017

, , ,

Resensi Buku Norwegian Wood Karya Haruki Murakami



Kehidupan di Usia 20 Tahun

Usia 20 Tahun di negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea merupakan titik awal seseorang dinyatakan menjadi dewasa. Saat menjadi dewasa tentu banyak hal yang mewarnai hidup kita. Tentang cinta, kehidupan sosial dengan teman, hingga pergolakan jiwa dalam menghadapi permasalahan hidup.

Kehidupan menjadi seseorang yang baru dewasa ini coba dilukiskan oleh Haruki Murakami melalui novel Norwegian Wood. Novel yang menceritakan kisah Tori Watanabe tentang kehidupannya sebagai seorang pemuda dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Lagu Norwegian Wood karya the Beatles yang diputar setelah pendaratan pesawat yang ditumpangi Watanabe saat tiba di Hamburg membawa kembali semua memori kehidupannya delapan belas tahun yang lalu.  Kehidupannya di usia 20 tahun dan bayangan wanita bernama Naoko yang ia cintai. Banyangan itu muncul di hadapannya mengantarkan kita menelusuri kehidupan masa muda Watanabe.

Watanabe adalah pemuda biasa yang tidak terlalu pintar dalam bidang akademik. Dia justru cenderung menjauh dari lingkungannya dan memiliki pandangan dan selera berbeda dari kebanyakan teman-temannya. Tetapi bukan berarti dia tak memiliki teman dekat. Ia mempunyai beberapa teman yang akan dikenalkan oleh Murakami dalam novel ini. Ia juga merupakan orang yang menyenangkan dan dapat menerima kondisi teman dan temannya apa adanya.

Sebenarnya tidak ada yang terlalu menarik dalam kehidupan Watanabe. Kehidupannya berjalan seperti pemuda lainnya dengan bumbu-bumbu kisah cinta di dalamnya. Hanya saja cara penggambaran Murakami dalam novel ini membuat saya ingin terus membacanya. Murakami sangat detail dalam menggambarkan situasi dan cara berpikir tokoh-tokohnya. Entah dalam bentuk narasi ataupun dialog. Saya dapat dengan jelas membayangkan bagaimana situasi tokoh dan sekelilingnya hingga hal terkecil sekalipun. Layaknya menonton sebuah film.

Tidak hanya sekedar kisah cinta, Murakami dalam novel ini juga menggambarkan bagaimana situasi kehidupan anak muda di Jepang pada tahun 1969. Setiap tokoh yang hidup dekat dengan Watanabe memiliki cerita tentang permasalahan sosial. Salah satunya adalah kasus bunuh diri yang banyak dilakukan anak muda Jepang pada zaman tersebut.

Seperti penggambaraan dua sahabat Watanabe yang diceritakan bunuh diri, yaitu Kizuki dan Naoko, wanita yang dicintai Watanabe. Bahkan Naoko juga bercerita padanya bahwa kakaknya meninggal karena melakukan bunuh diri.

Mengenai kasus bunuh diri ini, secara tidak langsung Murakami mengkritik melalui monolog Watanabe kepada Kizuki. Ia memilih untuk terus bertahan hidup menahan rasa sakit menunggu kesembuhan Naoko yang sedang berada di sanatorium. Tidak lantas hanya mengkritik, Murakami juga memberi kalimat penyejuk atau penyemangat untuk berjuang melalui pergolakan hidup melalui dialog antar tokoh dan pemikiran Watanabe.

Bisa dibilang saya langsung jatuh cinta dengan karya Haruki Murakami karena buku Norwegian Wood ini dan siap untuk membaca karya lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar