Jumat, 18 April 2014

Singkat tapi Bermakna

Buku biografi tentang B.J. Habibie yang saya resensi kali ini memang bukan buku yang baru diterbitkan, melainkan buku yang baru saya beli saat Islamic Book Fair 2014 kemarin. Sebenarnya sudah lama saya ingin membeli buku biografi tentang beliau, tapi baru punya kesempatan saat ini.

Buku biografi Habibie, Kecil tapi Otak Semua ini ditulis oleh Andi Makmur Makka. Sudah banyak sekali buku biografi yang Makka tulis tentang B.J. Habibie dengan berbagai judul dan harga yang berbeda. Saya sendiri sempat bingung harus membeli buku yang mana. Namun setelah menemukan buku ini saat membeli buku yang lain dan setelah melihat kecocokan harga dengan isi kantong, maka saya putuskan untuk memilih buku ini.

Sebelumnya saya pernah membaca beberapa halaman awal dari buku Biografi B.J. Habibie yang berjudul The True Life of Habibie, Cerita di Balik Kesuksesan yang juga ditulis oleh Makka. Saya pikir isi biografi yang ditulis dalam buku yang saya resensi ini sama dengan buku yang saya baca sebelumnya. Namun ternyata Makka memiliki gaya penulisan berbeda di setiap buku yang ia karang.

Continue reading Singkat tapi Bermakna

Minggu, 06 April 2014

Berkaca Kepada Kepemimpinan Dua Umar

Menjelang Pemilu 2014, partai politik di Indonesia sudah bersiap siaga melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tujuannya tentu agar masyarakat mau memilih parpol mereka saat pemilu nanti, sehingga banyak anggota parpol mereka yang bisa duduk di kursi pemerintahan.

Tak hanya sosialisasi soal partai, mereka pun menyiapkan calon-calon pemimpin yang menurut mereka mumpuni untuk melanjutkan kepemimpinan. Para calon pemimpin tersebut pun rela mengelontorkan uang ratusan juta rupiah untuk sosialisasi menjadi presiden. Berlomba-lomba memasang iklan baliho di jalan-jalan atau di televisi dan melakukan aksi sosial untuk menarik perhatian masayarakat. Tak lebih agar mereka bisa terpilih menjadi pemimpin negeri ini.

Di dalam kebanyakan benak mereka adalah betapa manisnya hal yang akan diperoleh jika terpilih menjadi wakil rakyat. Rumah mewah, mobil mahal untuk dinas, gaji puluhan juta rupiah, dan kawalan polisi ketika hendak pergi ke manapun. Tak heran banyak orang yang berlomba-lomba menjanjikan program-program menarik untuk kemajuan bangsa.

Sayangnya, manisnya jabatan ini hanya mereka lihat dari luar saja. Padahal bila dilihat dari dalam penuh kepahitan yang berupa tanggung jawab dunia akhirat yang tak bisa dianggap remeh. Tak khayal ketika kepemimpinan ia dapatkan, mereka lupa dengan janji-janji mereka saat kampanye kepada rakyat dan lebih memikirkan perut mereka sendiri dan keluarganya.

Continue reading Berkaca Kepada Kepemimpinan Dua Umar