Sabtu, 27 September 2014

Schönes Wochenende

Minggu lalu merupakan minggu yang menyenangkan bagi saya. Namun bukan berarti minggu ini tidak menyenangkan. Agaknya ucapan “shoenes Wochenende” yang sering dikatakan dosen di kelas setiap kali selesai mata kuliah di hari jumat itu, benar-benar menjadi akhir pekan yang indah. Bahkan keindahan itu dimulai di hari jumat malam, ketika seluruh aktivitas weekdays berakhir.

19. September 2014

Sore ini menjadi sore yang sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Berbicara langsung dengan native speaker bahasa jerman. Mereka memang tidak berdarah jerman, tapi karena mereka sejak lahir berada di jerman, maka biacara lidah mereka pun sudah sangat jerman sekali.

Mereka adalah Anoscha (Ano) dan Äjem, peserta Aiesec yang menjadi volunteer di Ana Klangit Tangerang. Anoscha berdarah Afghanistan dan Äjem adalah keturunan turki yang mereka sejak lahir sudah berada di Jerman. Mereka berdua adalah teman satu kelas di salah satu universitas di Nürnberg.

Saya tahu keberadaan mereka disini berkat teman saya yang juga menjadi volunteer di Ana Klangit. Ini memang bukan kali pertama saya berbicara dengan native speaker jerman. Sebelumnya saya punya dosen PKL asal jerman saat semester 1.

Kata-kata dalam bahasa jerman pun sudah tertata dalam otak saya. Kira-kira saya akan berkata ini dan itu jika bertemu mereka. Namun segala bentuk tata bahasa yang terancang akan terlupakan ketika langsung berhadapan dengan mereka.

Sebelum bertemu dengan Ano, saya sudah sempat ber-Line ria dengannya menggunakan bahasa jerman. Saat di Line dan bertemu langsung pun dia bilang bahasa jerman saya bagus. Tapi saya bilang jujur saja, mungkin hanya sekedar tulisan saja, tapi untuk mundlich saya masih harus banyak berlatih salah satunya dengan bertemu mereka.

Mereka sangat ramah dan antusias dengan saya karena mungkin bisa berbahasa jerman. Mereka sangat menghargai sekali. Sayangnya saya tidak bisa berbincang lama dengan mereka karena mereka harus kembali ke apartemen mereka.

20. September 2014

Permintaan untuk menjadi pengganti mentor dadakan untuk acara MSC di YKBH membuat saya harus berangkat pagi hari ke stasiun di pagi hari. Tapi itu bukan masalah bagi saya karena justru hari ini adalah pengalaman baru lainnya yang ditawarkan YKBH yang sangat menyenangkan bagi saya.

Tema MSC kali ini adalah Money Intelligence, mengajarkan anak bagaimana cara mengatur uang. Tidak hanya itu, dalam MSC ini anak-anak langsung terjun di lapangan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan dan melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang. Mereka pun diajarkan betapa pentingnya untuk menginfakkan dan menabung uang yang mereka miliki.

Walaupun matahari saat itu sangat terik, mereka tidak patah semangat untuk mencari pekerjaan di sekitar kantor YKBH. Malah, ketika satu pekerjaan telah selesai, mereka dengan semangat ingin mencari pekerjaan di tempat lain.

Celoteh dan pemikiran mereka saat sharing dan coaching hari itu membuat saya sangat menyayangi anak-anak kecil ini. Kebersamaan dengan mereka sangat menyenangkan walaupun melelahkan. Betapa mereka adalah anak-anak polos dan lucu yang harus kita bentuk dengan baik. Kitalah sebagai orang dewasa harus membimbing mereka dengan baik untuk menjadi anak yang cemerlang akal dan akhlaknya untuk agama dan bangsa.

21. September 2014

Akhir pekan ini ditutup dengan acara Heart to Heart (H2H) dari organisasi kampus saya, LKM. Acara ini khusus diadakan untuk mempererat hubungan antar pengurus. Museum Nasional yang berada di depan Monumen Nasional menjadi tempat acara kami ini. Lagi-lagi ini adalah pertama kalinya saya ke mengunjungi museum ini setelah sering kali saya hanya melewati tempat ini dengan transpotasi umum.

Bukan LKM namanya kalau mencurahkan perasaan bukan lewat tulisan. Untuk mengikuti acara H2H ini, para pengurus baik yang hadir atau tidak harus membuat tulisan tentang kesan dan pesan mereka selama di LKM. Tulisan tersebut tentu dibuat tanpa nama karena semua tulisan akan dibaca secara acak.

Saling tebak-menebak setiap tulisan yang dibacakan pun terjadi. Entah karena gaya bahasanya yang telah menjadi ciri khas setiap pengurus ataupun dari pengalaman yang ditulis oleh penulisnya itu sendiri.


Acara ditutup dengan tukar kado berupa buku dan foto bersama di halaman Museum Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar