Minggu
lalu merupakan minggu yang menyenangkan bagi saya. Namun bukan berarti minggu
ini tidak menyenangkan. Agaknya ucapan “shoenes
Wochenende” yang sering dikatakan
dosen di kelas setiap kali selesai mata kuliah di hari jumat itu, benar-benar menjadi akhir pekan yang indah. Bahkan keindahan itu dimulai
di hari jumat malam, ketika seluruh aktivitas weekdays berakhir.
19. September
2014
Sore ini menjadi
sore yang sudah saya tunggu-tunggu sejak lama. Berbicara langsung dengan native
speaker bahasa jerman. Mereka memang tidak berdarah jerman, tapi karena mereka
sejak lahir berada di jerman, maka biacara lidah mereka pun sudah sangat jerman
sekali.
Mereka adalah
Anoscha (Ano) dan Äjem, peserta Aiesec yang menjadi volunteer di Ana Klangit Tangerang.
Anoscha berdarah Afghanistan dan Äjem adalah keturunan turki
yang mereka sejak lahir sudah berada di Jerman. Mereka berdua adalah teman satu kelas di salah satu universitas
di Nürnberg.
Saya tahu
keberadaan mereka disini berkat teman saya yang juga menjadi volunteer di Ana Klangit.
Ini memang bukan kali pertama saya berbicara dengan native speaker jerman. Sebelumnya
saya punya dosen PKL asal jerman saat semester 1.
Kata-kata dalam
bahasa jerman pun sudah tertata dalam otak saya. Kira-kira saya akan berkata ini
dan itu jika bertemu mereka. Namun segala bentuk tata bahasa yang terancang
akan terlupakan ketika langsung berhadapan dengan mereka.
Sebelum bertemu
dengan Ano, saya sudah sempat ber-Line ria dengannya menggunakan bahasa jerman.
Saat di Line dan bertemu langsung pun dia bilang bahasa jerman saya bagus. Tapi
saya bilang jujur saja, mungkin hanya sekedar tulisan saja, tapi untuk mundlich
saya masih harus banyak berlatih salah satunya dengan bertemu mereka.
Mereka sangat
ramah dan antusias dengan saya karena mungkin bisa berbahasa jerman. Mereka sangat
menghargai sekali. Sayangnya saya tidak bisa berbincang lama dengan mereka
karena mereka harus kembali ke apartemen mereka.
20. September
2014
Permintaan untuk
menjadi pengganti mentor dadakan untuk acara MSC di YKBH membuat saya harus
berangkat pagi hari ke stasiun di pagi hari. Tapi itu bukan masalah bagi saya
karena justru hari ini adalah pengalaman baru lainnya yang ditawarkan YKBH yang
sangat menyenangkan bagi saya.
Tema MSC kali ini
adalah Money Intelligence, mengajarkan anak bagaimana cara mengatur uang. Tidak
hanya itu, dalam MSC ini anak-anak langsung terjun di lapangan bagaimana
sulitnya mencari pekerjaan dan melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang. Mereka
pun diajarkan betapa pentingnya untuk menginfakkan dan menabung uang yang
mereka miliki.
Walaupun matahari
saat itu sangat terik, mereka tidak patah semangat untuk mencari pekerjaan di
sekitar kantor YKBH. Malah, ketika satu pekerjaan telah selesai, mereka dengan
semangat ingin mencari pekerjaan di tempat lain.
Celoteh dan
pemikiran mereka saat sharing dan coaching hari itu membuat saya
sangat menyayangi anak-anak kecil ini. Kebersamaan dengan mereka sangat
menyenangkan walaupun melelahkan. Betapa mereka adalah anak-anak polos dan lucu
yang harus kita bentuk dengan baik. Kitalah sebagai orang dewasa harus
membimbing mereka dengan baik untuk menjadi anak yang cemerlang akal dan
akhlaknya untuk agama dan bangsa.
21. September
2014
Akhir pekan ini
ditutup dengan acara Heart to Heart (H2H) dari organisasi kampus saya,
LKM. Acara ini khusus diadakan untuk mempererat hubungan antar pengurus. Museum
Nasional yang berada di depan Monumen Nasional menjadi tempat acara kami ini. Lagi-lagi
ini adalah pertama kalinya saya ke mengunjungi museum ini setelah sering kali
saya hanya melewati tempat ini dengan transpotasi umum.
Bukan LKM namanya
kalau mencurahkan perasaan bukan lewat tulisan. Untuk mengikuti acara H2H ini,
para pengurus baik yang hadir atau tidak harus membuat tulisan tentang kesan
dan pesan mereka selama di LKM. Tulisan tersebut tentu dibuat tanpa nama karena
semua tulisan akan dibaca secara acak.
Saling tebak-menebak
setiap tulisan yang dibacakan pun terjadi. Entah karena gaya bahasanya yang
telah menjadi ciri khas setiap pengurus ataupun dari pengalaman yang ditulis
oleh penulisnya itu sendiri.
Acara ditutup
dengan tukar kado berupa buku dan foto bersama di halaman Museum Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar