Konflik antara Israel dan
Palestina hingga saat ini
belum menemukan titik temu. Perebutan batas wilayah yang dilakukan Israel untuk
merebut Jalur Gaza masih terus juga dilakukan. Sebaliknya Palestina tidak
tinggal diam. Mereka juga melakukan serangan balasan untuk membela hak tempat
tinggal mereka.
Pertempuran yang terjadi dalam perebutan wilayah di Jerusalem ini tentu
menjadi perhatian semua masyrakat dunia. Bukan hanya karena masalah kemanusiaan
yang telah menelan banyak korban jiwa dan berbagai kerusakan lainnya, tetapi
juga karena masalah agama yang menjadi persoalan kedua belah pihak.
Permasalahan dalam konflik yang terus berlarut membuat kita penasaran, apa sebenarnya keistimewaan Jerusalem hingga diperebutkan oleh kedua agama ini. Terutama bagi
mereka yang memang belum mengetahui keistimewaannya, entah dari latar sejarah,
agama ataupun politik. Maka, melalui buku “Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan
Pengadilan Akhir” karya Trias Kuncahyono ini, kita bisa mengetahui itu semua.
Dimulai dengan cerita masa kecilnya, Trias menceritakan bagaimana ibu dan
ayahnya mengenalkannya pada Jerusalem. Membangun rasa cinta dan impian untuk
bisa berkunjung ke kota ini. Ibunya menceritakan lewat buku dan ayahnya menyampaikan
melalui lukisan kota-kota di Jerusalem. Semua itu ia paparkan dengan
pengalamannya saat mendapatkan kesempatan untuk berkunjung meliput kota ini.
Tidak mudah rupanya untuk memasuki Jerusalem yang secara militer dikuasai
oleh Israel. Ketika berangkat dengan Pesawat Al El milik maskapai penerbangan
Israel dan tiba di bandara Bon di Tel Aviv, ia diberondong berbagai pertanyaan
untuk proses keamanan.
Untuk sampai ke Kota Jerusalem, Trias harus melewati beberapa kota penting
yang sarat akan sejarah. Dalam perjalanannya inilah ia menceritakan kondisi di
setiap kota yang ia singgahi dan mengkaitkannya dengan sejarah dari sudut
pandang dirinya sebagai seorang kristiani.
Begitu memasuki Kota Lama Jerusalem, Trias sangat detail dalam menjelaskan
bagian-bagian yang terdapat di dalam kota ini. Keindahan arsitektur kuno dan
sejarah sejak masa sebelum masehi begitu terasa saat ia menginjakkan kaki di
tempat ini.
Kota Lama Jerusalem rupanya dikelilingi tembok sepanjang empat kilometer
dan setinggi 12 meter. Di setiap temboknya terdapat delapan gerbang yang
dibangun sejak abad kedua dan menjadi pintu masuk ke di setiap wilayah di
Jerusalem dan salah satu pintu gerbang ini menghubungkan kota Jerusalem dengan
kota Damaskus.
Jerusalem sendiri terbagi atas 4 wilayah. Wilayah Muslim, Kristen, Yahudi,
dan Armenia. Pembagian wilayah ini bukan berarti wilayah tersebut diisi oleh
penduduk yang menganut agama sesuai dengan nama wilayahnya. Justru Gereja Makam
Kristus berada di Wilayah Muslim, begitu juga denganj alan yang dilalui Yesus
ketika harus memanggul salib hingga ke Bukit Golgota.
Hal yang membuat Jerusalem begitu berharga adalah banyaknya simbol tiga
agama samawi yang berada di sini. Gereja Makam Kristus yang merupakan tempat
penyaliban dan makam Yesus Kristus menjadi tempat peziarahan kaum kristiani.
Tembok Ratapan atau yang saat ini disebut dengan Tembok Barat menjadi tempat
ibadah kaum Yahudi. Serta Masjidil Aqsa dan Dome of Rock yang menjadi simbol bagi
umat islam.
Trias menceritakan sejarah Jerusalem sejak zaman sebelum masehi. Dari mulai
masalah bangsa Yahudi pada zaman Babilonia, zaman para nabi, Perang Salib yang terjadi pada tahun 1096,
hingga pertikaian politik yang terus berlangsung hingga saat ini. Walaupun
tidak dijelaskan secara rinci, namun ia tetap menceritakan bagian terpenting
dari sejarah kota ini.
Ia juga menjelaskan secara objektif bagaimana istimewanya Jerusalem bagi
umat Yahudi, Kristen, dan Islam. Dalil dalam kitab suci ataupun pendapat para
petinggi dari masing-masing agama dikemukakan pula dalam perkuat keistimewaan
tersebut.
Bagi Yahudi, keistimewaan Jerusalem merupakan warisan dari para leluhur
mereka sejak dibangunnya Kenizah Allah sejak zaman Nabi Daud. Maka mereka
berniat untuk berebut kembali Jerusalem. Sedangkan bagi umat Kristiani, Jerusalem
begitu berarti karena merupakan tempat di mana Yesus hidup dalam menyampaikan
ajarannya. Bagi Islam sendiri, Jerusalem adalah kota tersuci setelah Mekkah dan
Madinah. Tempat Nabi Muhammad SAW melaksanakan perjalanan Isra dan Mi’raj. Dari
perjalanan inilah umat islam memperoleh perintah untuk melaksanakan ibadah
sholat lima waktu.
Itulah keistimewaan Jerusalem bagi tiga agama ini. Perdamaian dan
pergolakan dalam perebutan kota ini silih berganti terus terjadi. Sejak sebelum
zaman Perang Salib bahkan hingga usainya Perang 6 hari yang melahirkan negara Israel,
konflik itu belum juga berujung pada perdamaian yang sejati.
Berbagai kesepakatan dan resolusi untuk menghentikan konflik sudah juga dilakukan
oleh PBB, tapi belum juga menuai hasil. Dalam memandang hal ini, secara tegas
Trias mengkritik sikap PBB yang lebih memihak kepada Israel.Terlihat dari segi
bahasa yang digunakan dalam pembuatan resolusi oleh PBB ataupun perlakuan PBB dalam
menghadapi sikap bebal Israel yang tak mau menurut dalam setiap perjanjian dan
resolusi yang telah dibuat dan disepakati.
Lalu kapankah konflik antara Israel dan Palestina akan berakhir? Sehingga kedamaian
di Timur-Tengah ini bisa terpancar ke penjuru dunia. Agar tidak ada lagi
dentuman bunyi bom, tangisan bayi, hancurnya rumah-rumah penduduk ataupun darah
yang bercucuran.
0 komentar:
Posting Komentar