Banyak keuntungan
dengan bergabung di organisasi terutama organisasi yang bisa mewujudkan impian
kita. Satu lagi dengan bergabung di LKM, hari ini saya mendapat pengalaman baru
menjadi moderator acara Pelatihan Menulis Resensi untuk Media Massa. Pematerinya
orang luar biasa. Penulis esai, cerpen, dan juga kritik buku nasional. Ia adalah
Damhuri Muhammad.
Pada saat
mendapat tawaran dari Ka Egi (Kadiv. Public Speaking) LKM UNJ
untuk menjadi moderator, awalnya saya ragu untuk menerima tawaran ini. Perlu beberapa
menit untuk mengambil keputusan. Pertimbangannya adalah ini merupakan acara di
luar LKM dan membutuhkan penampilan yang tidak boleh mengecewakan karena akan
berdampak pada kepercayaan teman-teman di UNJ dalam menggunakan jasa MC dan
Moderator dari LKM. Informasinya pun juga sangat mendadak. Selain itu saya juga
memiliki jadwal part time mengajar di bimbel.
Pada saat itu saya masih memikirkan keuntungan ekonomis. Jika
saya mengajar saya bisa mendapatkan tambahan uang tapi tanpa pengalaman baru. Sedangkan
untuk menjadi moderator, saya belum terlalu siap apalagi menjadi pemandu untuk
pembicara yang hebat. Namun saya berpikir bahwa ini adalah pengalaman untuk
bisa mengembangkan sayap tidak hanya di kandang sendiri. Saya perlu pengalaman
di luar yang bisa menunjang kemampuan diri saya. Saya pikir ini adalah
kesempatan untuk mengembangkan diri. Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi
moderator. Meminta izin untuk tidak mnegajar di tempat bimbel.
Satu malam saya rasa cukup untuk menyiapkan bekal menjadi
moderator. Walaupun saat itu masih
belum mendapat informasi yang jelas dari panitia saya akan menjadi moderator
untuk materi ke berapa.
Pada saat melihat
kondisi acara yang santai membuat saya ikut santai dalam mempersiapkan diri
menjadi moderator. walaupun saya masih berpikir keras pertanyaan apa yang harus
saya kemukakan untuk memancing audiens nanti atau jika tidak ada yang bertanya.
Sampai saya meminta kepada senior-senior saya yang hadir untuk
membuatkan pertanyaan. Tentu mereka tidak mau dengan alasan agar saya belajar.
Tidak banyak yang saya lakukan sebagai moderator kecuali
hanya memperkenalkan pemateri dengan membaca CV dan membantunya untuk mengambil
kertas dari peserta pelatihan. Detik sebelum saya memandu materi kedua, saya
sangat tegang. Mungkin ini yang membuat saya merasa agak sedikit gagap atau
artikulasi saya saat bicara menjadi kurang jelas dan takut untuk biacara lebih
banyak. Namun ketegangan ini mulai
menghilang begitu saya bicara dan duduk di sebelah pemateri.
Pada awalnya saya
memang belum mengenal beliau. Tapi setelah membaca biografinya, mengetahui beliau
dari senior, dan antusias peserta kepada beliau, saya menyadari bahwa beliau
memang sangat hebat. Hanya saja saya yang kurang update. Sudah banyak
jumlah tulisan beliau yang dimuat di media nasional, buku-buku yang
diterbitkan, dan juga cerpen-cerpennya yang terkenal. Beliau memang tidak seterkenal penulis
fiksi popular seperti Ahmad Fuadi, Andrea Hirata, ataupun Asma Nadia. Tapi
justru menurut saya, penulis hebat seperti Pak Damhuri Muhammad adalah
orang-orang terkenal di kalangan orang-orang tertentu. Ini yang membuat beliau
dan orang-orang seperti beliau lebih spesial.
Sebagai moderator seharusnya saya mengajak ngobrol pemateri
agar tidak terjadi keheningan saat peserta sedang sibuk dengan tulisan mereka. Tapi
yang terjadi tadi, justru pak Damhuri yang mengajak saya berbincang tentang
film Jerman dan tentang komunitas baca di LKM. Mungkin beliau memaklumi keadaan
saya yang masih newbie kali ya..
Well, banyak pelajaran berharga yang dipetik dalam pelatihan
ini. Dalam bidang penulisan, meresensi buku memang menjadi pilihan favorit saya
ketimbang esai dan cerpen. Semula saya berpikir dalam menulis resensi itu mudah
hanya dengan menuangkan tanggapan kita terhadap buku yang kita baca. Dari
pelatihan ini saya menyadari bahwa tulisan resensi saya belum ada apa-apanya. Dan
memang meresensi buku tidaklah mudah.
Selain menjelaskan isi cerita dari buku, kita perlu menghubungkan
hal-hal yang berada di luar buku atau unsur ekstrinsiknya. Lalu membandingkan
dengan buku-buku lain yang sejenis atau dengan memperhatikan kejadian yang
terjadi pada kurung waktu sang penulis mengarang buku. Kemampuan untuk bisa
menulis resensi yang baik dan bisa dimuat di media massa harus diimbangi dengan
banyak berlatih. Menurut pak Damhuri meresensi buku tidak harus ketika selesai
membaca satu buku. Setiap satu bab kita buat resensinya sudah cukup untuk kita
berlatih. Agar resensi bisa dimuat di media massa pun kita harus membuat
resensi buku yang sesuai dengan kondisi terbaru saat ini dan tidak menawarkan isu
yang sudah selesai.
Menjelang akhir penjelasan dari Pak Damhuri saya mendapat
ilham untuk mengajukan satu pertanyaan. Dan ini mendapatkan poin plus dari ka
egi karena saya berhasil bertanya di saat tidak ada peserta yang bertanya. Hikmah
menjadi moderator saya menjadi saling kenal dengan pemateri dan menambah
jaringan baru.
Selalu mengambil kesempatan yang ada menjadi pesan diakhir
evaluasi Ka Egi untuk saya. Saya jadi merasa telah mengambil keputusan yang
benar walaupun awalnya sempat ragu. Alhamdulillah. Tinggal perlu banyak latihan
lagi untuk membaca, menulis, dan berbicara.
0 komentar:
Posting Komentar