Tidak disangka selesai menulis catatan perjalanan pertama ke
Makassar di blog, saya pergi lagi ke kota Anging Marimi ini. Hal yang membuat
saya makin begeistert (excited) adalah saya pergi ke Makassar
sebagai mahasiswa untuk kompetisi mewakili kampus bersama dua teman saya,
Gustaf dan Bayu. Satu impian saya berhasil tercoret. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti lomba di luar kota dan berhadapan dengan peserta lainnya karena biasanya saya hanya ikut lomba di depan laptop.
Gustaf, saya, dan Bayu setelah pembukaan acara Inovasi Unhas 2014 |
Serasa pembicaraan beberapa bulan lalu bersama keluarga di
Makassar menjadi kenyataan. Salah satunya ketika Paman meminta saya untuk
datang lagi bersama teman yang asik diajak ngobrol dan hari ini saya datang
lagi bersama dua orang teman saya. Harapan saya waktu itu adalah membawa teman
sekamar saya di kosan tetapi saya membawa dua orang teman lelaki untuk
berkompetisi.
Jalan menuju ke
Makassar inipun penuh dengan cobaan. Dimulai dari meminta dana ke Pembantu
Rektor (PR) III yang ternyata sudah tutup buku dan jumlah dana yang diberikan oleh
fakultas yang tidak sesuai dengan permohonan karena sistem di
setiap fakultas di kampus saya berbeda dalam meminta dana. Beruntung Allah memberkahi
saya dengan PA, sekaligus Dosen Pembimbing LKTI, sekaligus Kajur saya yang
murah hati mau memberikan dana pribadinya untuk lomba ini.
Cobaan lainnya
adalah di malam kami akan berangkat ke Makassar pada Kamis malam, tepung ikan
teri dan tepung lele yang Bayu buat hilang entah di mana. Padahal kami harus
membuat kue yang harus dibawa saat presentasi di Makassar karena LKTI kami
menghasilkan sebuah produk bernama BISLERI, yaitu biskuit yang dibuat dari
campuran tepung ikan lele dan teri sebagai alternatif pangan darurat untuk
anak. Akhirnya Bayu dan Gustaf pun pergi ke Kramat Jati untuk membeli Ikan Lele
dan Teri yang akan dibuat lagi malam itu di rumah Bayu. Kami pun memutuskan
untuk membuat kue di rumah Paman saya di Makassar.
Karena kami
menggunakan pesawat Lion Air yang berangkat pukul 05.00 WIB dan harus sampai di
bandara sekitar pukul 03.00, maka saya menginap di LKM dan berangkat pukul
02.30 dengan taksi bersama Bayu. Kami pun menunggu Gustaf hingga pukul 03.30
dan ketika ia tiba, tadaaaaa.. handphonenya ketinggalan di taksi. Masalahnya
lagi, ia bukan naik taksi Bluebird atau Express, which is
ga akan mau mengembalikan HP-nya. Setelah mencoba menelpon HP-nya berkali-kali, Gustaf pun mengikhlaskan telponnya dengan berat hati.
Jumat, 14 November 2014
Well, berangkat ke luar kota bareng teman adalah hal yang
menyenangkan. Apalagi kalau perginya sama orang yang rame seperti kedua teman
saya ini. Ada aja hal yang dibicarakan sepanjang perjalanan dari mulai hal-hal
konyol sampai yang hal yang serius untuk didiskusikan. Mau foto-foto juga ga perlu pake malu karena
malunya ditanggung bareng-bareng. Haha
Heading to Makassar |
Selama perjalanan
ke Makassar kami lebih banyak tidur. Tapi begitu pesawat sudah mulai tiba di
langit Makassar, kami semangat banget melihat Makassar dari jendela pesawat. Saya
pun dengan jelas bisa melihat jembatan kembar yang saya lewati ketika hendak ke
Kampung Jeneponto beberapa bulan lalu.
Akhirnya kami pun
tiba di Bandara Hasanuddin, kami di jemput Paman saya dengan mobilnya. Tidak
beberapa lama setelah tiba di rumah Paman, kami pun segera membuat kue dengan
bahan-bahan yang sepupu saya beli. Beruntungnya kakak sepupu saya ini hobi
sekali masak dan bikin kue. Jadi kami cukup tertolong untuk membuat bahan
presentasi ini.
Gustaf adalah
chef pembuat biskuit ini. Saya dan Bayu cuma bantu sekedarnya saja. Saya sampai
diledekin sepupu saya karena belum bisa bikin kue dan cuma bisa makan aja. Kue pun
akhirnya selesai dibuat. Awalnya aroma kue ini masih ada mau ikan terinya, tapi
lama-lama baunya jadi hilang. Sampai-sampai keponakan saya sebagai tester awal
sempat menolak kue yang kami beli dari toko karena „trauma“ dengan bau ikan pada kue ikan yang kami berikan
sebelumnya.
This is it, BISLERI ala Chef Gustaf |
Setelah selesai
sholat Ashar kamipun diantar ke Rusunawa Universitas Hasanuddin tempat kami
akan menginap. Perjalanan yang seharusnya hanya ditempuh sekitar 30-45 menit
berubah menjadi 2 jam lamanya karena macet yang panjang di Makassar. Kemacetan ini
terjadi karena kami berangkat di jam orang-orang pulang bekerja dan
ditambah mahasiswa Makassar yang sedang berdemo menolak kenaikan BBM.
Kami tiba di
Rusunawa pukul 6 sore dan saya mendapatkan kamar dengan dua anak Unhas. Bayu
dan Gustaf tidur di kamar yang sama. Saya sekamar dengan Armawati Arsyad dari
Kedokteran Unhas 2012 dan Firnawati dari Argikultural 2013. Mereka adalah teman
yang asik. Arma ternyata berasal dari Bone dan Firna dari Toraja. Kamipun sharing tentang kampus dan Makassar.
Malam pertama
saya masih belum nyaman dengan suasana di sini. Setiap mau makan dan setelah
technical meeting, saya masih saja sering main ke kamar Gustaf dan Bayu untuk
mencari teman ngobrol dan juga untuk latihan presentasi. BTW, saat technical meeting banyak yang kaget ketika saya memperkenalkan diri dari jurusan Bahasa Jerman.
Sabtu, 15 November
2014
Hari ini adalah
waktunya kami mempresentasikan karya tulis kami. Presentasi akan
dilaksanakan di gedung rektorat Unhas. Sebelum berangkat saya dan teman sekamar
saya menyempatkan waktu untuk selfie sambil menunggu seluruh peserta berkumpul
di Rusunawa untuk berjalan bersama ke gedung rektorat.
Arma dan saya |
Semua menggunakan
Almamater kampusnya dan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk presentasi. Kami juga kagum ketika melihat mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membawa
replika program mereka untuk presentasi.
Ruang presentasi
untuk LKTI dan LKTM berada dalam satu gedung, sedangkan lomba Orasi Ilmiah
berada di teras luar Gedung Rektorat. Tidak ada sekat yang membatasi LKTI dan
LKTM. Dalam presentasi pun kami tidak menggunakan microphone. Alhasil, kami
tidak bisa mendengar dengan jelas presentasi peserta lain. Yang menarik, untuk
babak pertama peserta LKTS suaranya sangat lantang dibandingkan dengan LKTM. Tetapi
lama kelamaan, makin siang suara peserta LKTS justru semakin menurun dan peseta
LKTM semakin keren dalam presentasi.
Awalnya kami
cukup percaya diri dengan presentasi kami, walaupun kami sempat kurang kompak
saat penutupan dan hal ini malah bikin peserta lainnya tertawa melihat kami. Ditambah
lagi komentar salah satu juri yang bilang tim kami bagus dan jawaban bagus dari Gustaf dan Bayu saat menjawab pertanyaan juri. Tapi melihat presentasi peserta
lainnya kami jadi hilang percaya diri karena mereka semua keren banget.
Seluruh Peseta LKTM |
Selesai presentasi,
kami pun dikumpulkan untuk membuat satu kelompok dari tiga universitas untuk
persiapan membuat penampilan di acara Sara Sehan nanti malam. Kami satu kelompok dengan Universitas
Tadulako (Untad), Palu dan Unair. Mereka adalah Rukmana dan Nur dari Kesehatan Masyarakat Untad berserta mas
Luinta, mas Yanuar, dan mas Nara dari Kedokteran Hewan Unair. Mereka punya
selera humor yang luar biasa bikin kelompok ini jadi rame. Kami pun berdiskusi
apa yang harus kami tampilkan untuk sara sehan nanti. Setelah memikirkan ini
dan itu, Rukmana yang selalu menyumbang ide, memberikan ide yang kami setujui
untuk membuat parodi presentasi yang kami lakukan siang tadi.
Tapi sayangnya
sampai acara sara sehan dimulai, kami masih juga bingung apa yang mau
ditampilkan dan percakapan apa saja yang harus diucapkan. Sampai akhirnya
kelompok kami adalah kelompok yang pertama tampil dan menghasilkan kegaringan. Kamipun
jadi menertawakan kelompok kami sendiri. Ternyata kebingungan dengan apa yang
mau ditampilakan saat sara sehan tidak hanya dialami oleh kelompok kami, 2
kelompok LKTM lainnya juga seperti itu. Tapi ada satu kelompok yang menjadi Best Performace yang menampilakan Parodi
yang menarik. Mereka gabungan dari Unhas, Unsoed, dan ITS. Mereka menampilkan parodi
tentang Indonesian Idol.
Sara sehan malam ini cukup ampuh untuk mendekatkan kami semua. Saya jadi dekat dengan Nur dan Rukmana, kami
pun sempat sharing tentang kampus dan daerah masing-masing. Begitu juga dengan Gustaf dan Bayu bersama mas-mas dari Unair.
Minggu, 16
November 2014
Hari ini adalah
hari terakhir kegiatan INOVASI UNHAS 2014. Acara hari ini adalah Seminar
Nasional tentang pangan dan pengumuman pemenang seluruh lomba. Tempat acaranya
di Baruga atau kita biasa sebut Aula. Tempat ini bisa menampung sekitar 5000
orang dan biasa digunakan untuk wisuda.
Pembicara seminarnya
adalah salah satu orang penting dari Kementerian Kedaulatan Pangan dan
Pertanian dan MITI. Banyak orang-orang penting yang seharusnya hadir dalam rundown
acara tapi ternyata mereka hanya tertulis di atas kertas saja (red: tidak
datang) seperti Menteri Kedaulatan Pangan dan Pertanian dan Bupati Kabupaten
Bantaeng. Secara garis besar seminarnya mengajak kami untuk mencintai pangan
lokal dan menghindari makanan cepat saji serta mengurangi konsumsi beras.
Saat seminar
masih berlangsung, saya dan Bayu iseng mengeluarkan kata-kata yang ada di bungkus permen Kis yang kemarin diberikan panitia. Bayu pun berkata, "Ayo za, kira-kira apa yang
keluar dari kantong gue yang berhubungan dengan LKTM kita." Keluarlah permen
dari saku Bayu dan kata-kata yang muncul adalah „Tingkatkan Prestasi“. Kami pun
kaget dan mangambil kesimpulan "jangan-jangan kita ga menang dan maka dari itu
kita harus meningkatkan prestasi lagi“. Pikiran kami berdua menjadi tidak fokus
namun berusaha tetap tenang dan menerima hasil apapun.
Sepertinya "ramalan“
permen Kis Bayu itu menjadi kenyataan. Tim kami memang benar-benar tidak
menang. Ini mungkin karena harapan awal kami "yang penting sampai Makassar dan
ga menang pun ga masalah“ tapi berubah jadi mau menang karena ongkos ke
Makassar yang lumayan menguras kantong dan kejadian HPnya Gustaf yang hilang.
Namun walaupun tidak menang, menjadi 15 finalis sudah cukup membanggakan. Kami juga tetap mendapatkan cenderamata dari Panitia berupa kupu-kupu yang diawetkan dari Banti Murung, tempat yang pengen banget saya datangi. Saya ikut berbahagia teman-teman dari ITS meraih juara pertama, Unsoed juara kedua, dan Unair juara ketiga. Juara Harapan juga diraih oleh salah satu tim dari UB, Unhas, dan UMY. Selamat untuk prestasi mereka!
Namun walaupun tidak menang, menjadi 15 finalis sudah cukup membanggakan. Kami juga tetap mendapatkan cenderamata dari Panitia berupa kupu-kupu yang diawetkan dari Banti Murung, tempat yang pengen banget saya datangi. Saya ikut berbahagia teman-teman dari ITS meraih juara pertama, Unsoed juara kedua, dan Unair juara ketiga. Juara Harapan juga diraih oleh salah satu tim dari UB, Unhas, dan UMY. Selamat untuk prestasi mereka!
Peserta LKTM bersama Panitia Inovasi |
Acara selanjutnya
adalah Field Trip. Tapi karena hujan turun, kegiatan ini ditunda sampai
ashar bertepatan dengan berhentinya hujan. Rencana awal panitia, kita akan mengunjungi
Fort Rotterdam, pusat oleh-oleh, dan Pantai Losari, tapi karena waktu yang
tidak memungkinkan kami tidak bisa mengunjungi Fort Rotterdam.
Dari pusat
oleh-oleh kami pun langsung diantar ke Pantai Losari tidak jauh dari sini. Kami
memasuki Pantai Losari dari sisi kanan. Ini adalah sisi kanan pertama yang saya
lewati karena sebelumnya saya hanya mengelilingi pantai ini dari sisi sebelah kiri dekat masjid terapung sampai anjungan
tulisan Pantai Losari.
Kami sangat
beruntung datang ke Pantai Losari di minggu sore ini karena di saat yang sama
sedang ada acara pemecahan rekor memanggang Pisang Epe terpanjang dan terbanyak
di dunia. Jadi kami bisa menikmati Pisang Epe sepuasnya secara gratis. Apalagi ini
adalah hal yang diidamkan Bayu, bernostalgia dengan masa kecilnya.
Sampai adzan
maghrib, kami berjalan sepanjang Pantai Losari menuju masjid terapung, setiap beberapa meter kami selalu berhenti untuk berfoto-foto. Kamipun tersadar betapa jauhnya kami berjalan dari
ujung ke ujung Pantai Losari ini ketika kembali ke Rusunawa dengan Mobil. Namun jauhnya jarak itu tidak terasa karena kami selalu berfoto. Haha
Bersama Panitia, Peserta dari UMY dan UNTAD |
Gustaf bersama Mas Yanuar, Mas Nara, dan Mas Luinta dari Unair |
Saat perjalanan kembali ke Rusunawa, dalam hati saya membatin,
“acaranya udah selesai ya? Berarti akan menghadapi dunia nyata sebentar lagi.” Maksudnya harus kembali ke Jakarta dan berkuliah lagi. Yang pada awalnya saya tidak betah, lama-lama saya menikmati ini semua dan rasanya ga mau berakhir.
Malam ini juga kami harus check out dari Rususnawa dan ketika mengambil barang di kamar, Arma dan Umrah memberikan saya hadiah kenang-kenang. Saya senang sekali tapi malu juga karena saya tidak memberikan apa-apa untuk mereka sebagai balasan. Saya berniat memberikan sesuatu ketika tiba di Jakarta nanti. Paman saya pun akhirnya tiba untuk menjemput saya, tapi Gustaf harus menunggu karena akan dijemput suadaranya. Sedangkan Bayu memilih untuk
menginap di kosan salah satu peserta LKTM dari Unhas. Ia ingin merasakan jadi
mahasiswa Unhas katanya, makanya ia menolak untuk bermalam di rumah paman saya
atau pun saudaranya Gustaf.
Senin, 17
November 2014
Hari terakhir di
Makassar awalnya saya berencana mengunjungi ke Banti Murung, tapi saya urungkan karena
hari minggu kemarin saudara dari kampung datang ke kota untuk menemui saya. Namun
kami tidak dapat bertemu karena saya masih ada acara di Unhas. Maka saya
berencana untuk memilih ke kampung daripada ke Banti Murung, jika waktu
memungkinkan. Tapi ternyata karena saya harus Check in di bandara pukul
17.00, saya tidak bisa ke mana-mana di hari ini. Alhasil saya cuma bisa
mengerjakan tugas desain dari Yayasan Kita dan Buah Hati.
Berhubung ini
adalah hari senin, saya diantar ke bandara oleh paman saya sekaligus menjemput
Bayu di Unhas pukul 14.45. Khawatir macet karena demo dan orang-orang pulang
kerja. Lagi-lagi perjalanan menuju bandara hujan turun, sama seperti beberapa
waktu lalu. Benar saja, di Unhas sedang terjadi demo menuntut
PR III diturunkan karena kasus narkoba. Mereka menutup jalan sehingga seluruh
mobil harus masuk melewati kompleks Unhas. Puncak macetnya memang berada di dalam
Unhas karena ketika keluar kompleks, jalanan justru lengang. Tapi kalau tidak
begitu, saya tidak bisa lihat keseluruhan kompleks Unhas yang luas ini. Mereka juga
punya rumah sakit mungkin seperti RSCM untuk kedokteran UI.
Kami tiba di
bandara pukul 16.30 dan kami langsung masuk tanpa menunggu Gustaf. Karena kami
sudah check in online untuk booking tempat duduk dan Gustaf sudah
memegang tiketnya, jadi kami memutuskan untuk bertemu di dalam bandara saja.
Gustaf tiba pukul
17.30 dan kami langsung menuju Gate untuk duduk di pesawat. Sepanjang perjalanan
kami terus mengobrol hal-hal tentang LKTM kemarin, cerita hal-hal yang dilewati
hari ini, diskusi tentang LKM, dan hal-hal lainnya.
Setiba di bandara
teman-teman finalis LKTM banyak yang mengirim pesan, menanyakan apakah kami
sudah tiba di Jakarta. Mereka sangat perhatian sekali. Saya sangat bahagia punya teman-teman baru dari berbagai daerah
seperti mereka. Jadi kalau kita mau keluar kota, kita bisa saling mengunjungi
nantinya. Ditambah lagi punya teman baru di Makassar seperti Arma dan lainnya. Jadi
di Makassar ada orang lain yang saya kenal selain keluarga saya.
Pengalaman LKTM Nasional seperti ini memang bikin ketagihan
kalau bukan karena susahnya minta uang ke universitas rasanya mau ikut acara
seperti ini terus deh. Saya berharap bisa bertemu dengan teman-teman dan finalis LKTM Inovasi
Unhas dilain waktu. Satu lagi yang ga boleh terlupa, ucapan terima kasih untuk Ningsih, LO kami yang baik hati mau membawakan oleh-oleh saya saat di Pantai Losari, memberikan obat batuk untuk saya, dan sabar menghadapi teman-teman saya yang heboh banget.
Bersama LO Ningsih |
wah a great TW you are. Keep travelling and write your stories izza :D
BalasHapusthank u ka dewan :D masih harus byk belajar nulis dan nabung nih hehe
BalasHapus