Jumat, 18 April 2014

Singkat tapi Bermakna

Buku biografi tentang B.J. Habibie yang saya resensi kali ini memang bukan buku yang baru diterbitkan, melainkan buku yang baru saya beli saat Islamic Book Fair 2014 kemarin. Sebenarnya sudah lama saya ingin membeli buku biografi tentang beliau, tapi baru punya kesempatan saat ini.

Buku biografi Habibie, Kecil tapi Otak Semua ini ditulis oleh Andi Makmur Makka. Sudah banyak sekali buku biografi yang Makka tulis tentang B.J. Habibie dengan berbagai judul dan harga yang berbeda. Saya sendiri sempat bingung harus membeli buku yang mana. Namun setelah menemukan buku ini saat membeli buku yang lain dan setelah melihat kecocokan harga dengan isi kantong, maka saya putuskan untuk memilih buku ini.

Sebelumnya saya pernah membaca beberapa halaman awal dari buku Biografi B.J. Habibie yang berjudul The True Life of Habibie, Cerita di Balik Kesuksesan yang juga ditulis oleh Makka. Saya pikir isi biografi yang ditulis dalam buku yang saya resensi ini sama dengan buku yang saya baca sebelumnya. Namun ternyata Makka memiliki gaya penulisan berbeda di setiap buku yang ia karang.


Saat membuka halaman-halaman pertama buku ini, kita akan disambut dengan berbagai macam foto unik B.J. Habibie saat muda hingga setelah selesai menjalankan tugasnya sabagai Presiden Republik Indonesia Ketiga. Kebanyakan foto-foto ini diambil dari dokumentasi The Habibie Center dan beberapa foto dari Sekertariat Negara.

Makka juga menceritakan asal usul judul unik buku ini pada bab pertama. Hal ini bermula ketika dalam acara pidato di depan civitas akademika UI, ada seorang budayawan Jaya Supratna yang tiba-tiba memohon untuk diberikan waktu berbicara dan mengatakan bahwa walaupun B.J. Habibie berpostur kecil, tapi seluruh isinya dalah otak, sedangkan dirinya walaupun gempal berisi dengkul seluruhnya.

Pada buku Biografi lain berjudul The True Life of Habibie, Cerita di Balik Kesuksesan, cerita dimulai dengan mengambarkan latar belakang keluarga B.J. Habibie dan sejak ia dilahirkan, sedangkan buku Habibie, Kecil tapi Otak Semua ini dimulai langsung dengan cerita masa kecilnya yang khas. Penggambaran tentang background keluarga B.J. Habibie justru baru kita dapatkan pada bab-bab selanjutnya.

Buku inipun dibagi atas sembilan segmentasi yang terdiri dari beberapa bab. Dalam setiap babnya pun cerita tentang B.J. Habibie digambarkan dengan sangat ringkas, hanya terdiri dari 2-4 halaman dan tidak diceritakan secara kronologis. Walaupun sangat singkat dan tidak berurutan berdasarkan waktu terjadinya peristiwa tapi tidak meninggalkan esensi dari cerita kehidupan B.J. Habibie.

Membaca buku ini, kita akan mengetahui secara ringkas bagaimana sejarah hidup B.J. Habibie, sifat dan watak, serta pemikiran-pemikiran beliau. Dimulai dengan cerita masa kecil B.J. Habibie yang gemar membaca buku ketimbang bermain dengan teman-temannya dan wataknya jika ia merasa benar pasti akan membela dirinya bahwa ia benar bahkan sampai ngotot, namun jika dirinya memang salah maka ia akan diam.

B.J. Habibie tidak hanya orang yang cerdas dalam bidang fisika hingga mampu membuat pesawat terbang dan pandai dalam pemerintahan, walaupun banyak yang beranggapan dirinya kecemplung dalam bidang politik, tapi ia juga merupakan pribadi yang taat agama dan memiliki pengetahuan agama yang cukup mendalam. Dalam urusan agama ini, buku ini menceritakan bagaimana dulu B.J. Habibie pergi mengaji setiap sore bersama anak-anak lain di kampungnya di Pare-pare, Sulawesi Selatan.

Cerita pengalaman B.J. Habibie yang tersaji banyak mengandung gelak tawa.  Seperti cerita dirinya saat di Jerman yang mengaku orang Filipina ketika melakukan kesalahan atau hal buruk karena harus menjaga nama baik Indonesia. Namun ternyata orang Filipina juga melakukan hal yang sama dengan mengaku sebagai orang Indonesia jika melakukan kesalahan. Hal ini karena persamaan wajah orang Indonesia dan Filipina yang sama-sama dari Asia tenggara.

Hal unik lainnya yang akan kita temukan dalam buku ini adalah adanya gambar semacam karikatur yang menghiasi di beberapa bab dan disesuaikan dengan tema. Cerita yang digunakan dalam buku ini pun diceritakan dari berbagai narasumber yang berbeda. Namun di akhir buku ini terdapat segmen yang menceritakan khusus pengalaman Makka dengan B.J. Habibie dan Ibu Ainun.


Buku ini ibarat ringkasan dari sejumlah biografi B.J. Habibie karena tidak disajikan begitu lengkap. Namun tetap memberikan gambaran yang utuh tentang sosok pribadi B.J. Habibie. Membaca buku ini membuat saya semakin ingin berjumpa dengan B.J. Habibie. Orang yang cerdas dan punya nasionalisme tinggi, tapi cakap dalam beribadah kepada Tuhannya.

0 komentar:

Posting Komentar