Oleh: Habib Jindan bin
Novel bin Salim bin Jindan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar (3)
Amar Ma’ruf Nahi Munkar (3)
Majelis Ta’lim Habib Ali Al Habsyi Kwitang – 30 Desember 2012
Ini majelis yang sekarang ini
adalah majelis yang terakhir di tahun 2012. Yg akan dtg yakni pada tahun 2013.
Alhamdulillah kita menutup tahun ini dengan amalan yang diridhoi Allah ta’ala.
Kita tutup dengan ilmu dengan hadir majelis, dengan hadir pengajian.
Allah ta’ala berfirman penutupnya
adalah sesuatu yang haram dan sesuatu yang baik dari sebab suatu amalan itu
tergantung dari penghabisannya, penutupannya. Penghabisan hari, kita tutup
dengan yang baik. Penghabisan malam kita diperintahkan untuk menutup dengan
istighfar, dengan hal-hal yang baik. Dan yang beristighfar di waktu sahur,
sebelum subuh. Kemudian juga ketika matahari terbit dan matahari terbenam kita
diperintahkan untuk berdzikir pada Allah ta’ala. Dan juga dalam penghabisan
hari, minggu, bulan , tahun hendaknya kita habiskan dengan perbuatan yang
diridhoi Allah SWT. Barang siapa yang perhatian dengan penghabisan-penghabisan
yang semacam ini, dia tutup dengan
sebaik mungkin dan dia awali dengan sebaik mungkin, maka Allah SWT akan menutup
orang tersebut dengan hal yang sebaik mungkin. Tapi dia kalau mau tidur dia
tutup dengan gossip, dengan hal-hal yang haram. Kemudian dia tutup penghabisan
itu dengan hal-hal yang haram. Kemudian, dia
ga peduli dengan apa dia menghabiskan akhir tahunnya, maka Allah ga
peduli dengan apa yang dia akan habiskan hidupnya besok dengan amalan yang baik
atau su’ul khotimah. Naudzubillahi mindzalik.
Ketahuilah, bahwasannya amar
ma’ruf nahi munkar adalah hal yang sangat penting dalam agama ini, yang sangat
utama di dalam agama ini. Sehingga, kita diperintahkan untuk satu sama lain
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Ga nyuruh satu orang doang. Oh ya, amar
ma’ruf nahi munkar yang ngelaksanain die aje yang lain ga usah. Tidak.
Allah Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an, “Hendaknya ada DIANTARA KALIAN (bukan satu orang), tetapi apa ummat, hendaknya diantara kalian itu menjadi satu ummat yang mengajak pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang munkar. Semuanya, baik yang ulama ataupun yang murid. Semua harus saling menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Di dalam nasehat mereka di mana pun di rumah, di kantor, di pasar, di jalanan saling menasehati saling mengarahin. Allah Ta’ala berfirman “semua orang itu rugi, semua orang itu sial, celaka, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, saling berpesan, saling menasehati dengan yang benar dan juga dengan kesabaran.”
Allah Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an, “Hendaknya ada DIANTARA KALIAN (bukan satu orang), tetapi apa ummat, hendaknya diantara kalian itu menjadi satu ummat yang mengajak pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang munkar. Semuanya, baik yang ulama ataupun yang murid. Semua harus saling menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Di dalam nasehat mereka di mana pun di rumah, di kantor, di pasar, di jalanan saling menasehati saling mengarahin. Allah Ta’ala berfirman “semua orang itu rugi, semua orang itu sial, celaka, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, saling berpesan, saling menasehati dengan yang benar dan juga dengan kesabaran.”
Yang diajarkan oleh Allah SWT
melalui Rasulullah SAW, kita diperintahkan satu sama saling menasehati. Ad-dhin adhinun nashihat. Agama itu
menasehati. Ketulusan, tulus di dalam menolong, di dalam membantu, di dalam
membimbing di dalam mengajak orang kepada yang baik dan mencegah orang di dalam
hal yang tidak baik. Namun, tadi di nasehati oleh Habib Abdullah Al Haddad,
jangan ketika orang dinasehati, kemudian dia tolak. Dia tidak mau menerima
nasehat, dia anggap dia lebih ‘alim. “Ga, saya lebih ngerti.” “Tidak, saya
lebih tua.” Terima nasehat dari siapapun juga.
Ini Habib Ali bin Muhammad Al
Habsyi (shohibul maulid simtudduror) pernah berkata, “siapa
gerangan yang rela yang mau menasehati saya” ini ulama besar, imam besar
tentang “siapa mana orang yang menasehati saya, saya siap mendengarkannya”
“mana gerangan para penasehat, para pemberi nasehat yang rela memberikan
nasehat kepada siapapun juga?” sampai beliau bilang, “itu orang di kota sewun
orang kampung saya, katanya sayang sama saya cinta sama saya, tapi saya ga
yakin, saya ga percaya. Kenapa? Ga ada satupun yang pernah ngetok pintu rumah
saya, nasehatin saya. Kalau cinta sama saya, harusnya nasehatin saya. Ketok
pintu rumah saya, nasehatin saya, ‘ya Ali ente punya salah ini, ente punya aib
ini, hal ini ga baik untuk dirimu, dan ini dan itu.’ Nah, itu baru cinta sama
saya.”
Sebab, kata sayyidina Umar bin
Khattab, beliau mengatakan bahwasannya “orang yang paling saya cintai adalah
orang memberitahu aib dan kekurangan saya.” “dikasih tahu kekurangannya,
aibnya, nah itu orang yang paling saya cintai.” Sebab kemaksiatan, aib, dan
kekurangan, itu ibarat lubang. mungkin kita pernah tidak melihat lubang
tersebut. Kita mungkin pernah tidak melihat duri dan lubang tersebut, tatkala
kita hampir menginjaknya, kita hampir celaka gara-gara gangguan tersebut,
lantas ada yang mengingatkan kita dan menegur kita. Harusnya kita gembira, kita
seneng, “Alhamdulillah masih ada yang ngingetin saya.” Bukan malah kita marah,
“kenapa engkau kasih tau, biarin aja saya kejeblos, biaran aja saya ditusuk,
biarin aja saya jatuh ke jurang, biaran aja saya digigit ular.” Seharusnya
orang gembira, dan juga orang ketika dinasehati ga ada hak untuk berkata “kamu
nasehatin saya dengan cara yang baik, dengan cara yang santun” ini nasehat ini
memang setiap da’I harus memberikan nasehat dengan cara yang baik, dengan cara
yang santun, itu tugas dia. Tetapi objek
dakwah tugas dia yang diberi nasehat, harus menerima nasehat. Mau dinasehatin
dengan cara yang baik ataupun dengan cara yang tidak baik. Udah yang namanya
yang hak, terima! Jangan berdalih karena caranya ga bagus, “saya ga mau terima.”
Lantas apakah ini membenarkan kitabnya dalam menolak ajaran tersebut? tidak! Tidak
menjadi benar.
Ketahuilah, di dalam memberikan
nasehat tersebut kata Habib Ali “orang sekarang satu sama lain ga mau memberi
nasehat. Dianggap teman dia adalah yang tidak menasehati dia. Nah itu temen
Tapi kalau udah negur dia, udah nasehatin dia, udah ngasih tau aib dan
kekurangan dia, nah ini musuh, dia benci sama saya. Padahal diselamatkan dari
jurang , dari racun, dari bahaya.” Sehingga kata habib Abdullah bin Alwi Al Haddad
bahwasannya di zaman sekarang udah jarang seorang pendamping, seorang sahabat,
yang mencegah kita dari keburukan, mencegah kita dari kemungkaran, nasehatin
kita, negor kita. Yang ada kalau ditegor, dia benci, “ah engkau berarti ga
demen sama saya. Ga seneng sama saya.” Padahal justru karena sayang makanya
ditegor. Tapi orang jaman sekarang ga mau dinasehati. Kenapa? kata Habib Ali
“mereka saling-saling ketahuan boroknya, ketauan kesalahannya ehingga mereka
saling berkata ‘yauda deh jangan engkau nasehati aku, aku tidak akan menasehati
engkau’ saling diam satu sama lain. Kita inilah sumber daripada penyakit yang
ga mau saling menasehati, sebab kalau dinasehati “kau begini” dan yang lain
berkata “dan engkau juga salah, begini begini” kembali mengungkit kesalahan saudaranya yang lain.
Oleh Karena itu saudara-saudara
sekalian,
Ayo dirikan saling menasehati
satu sama lain di dalam keluarga kita, rumah tangga, lingkungan kita, dimanapun
tempat kita, saling menasehati satu sama lain. Hingga dikatakan “kullu
kuutibanasahit” sehingga seorang nasehat itu terkenal di mana mana, amar ma’ruf
nahi munkar tersebar di mana-mana. Sampai dikatakan oleh para ulama, “jalanan-jalanan
kota Tarim adalah guru bagi orang yang tidak memiliki guru”. Kenapa? sebab
seseorang ditegur, dia mendapat nasehat, mendapat ilmu, dari orang-orang yang jalan
di kota Tarim. Dengan nasehat dia membimbing mereka ke jalan yang diridhoi
Allah SWT. Oleh karena itu, dirikan nasehat, jangan kita lengah jangan kita diem
aja kita liat anak perempuan kita ga pakai kerudung, bergaul dengan laki-laki
yang bukan muhrimnya, dan kita diem, bukan bukan itu hal yang diridhoi Allah SWT. Tegur, Nasehati. Dia
mau terima atau ga mau terima. Kita nasehati bukan karena dia, tapi karena
Allah SWT. Itu orang ga mau terima. Yang penting Allah Ta’ala mau menerima.
Semoga Allah Ta’ala mau menerima amalan kita, Allah SWT memberikan Taufik dan
hidayah untuk kita semua. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar