Sudah sejak lama aku tertarik ingin membeli buku Norwegian Wood yang terpampang di rak buku Gramedia setiap kali aku mampir ke bagian novel best seller. Cover yang menarik dan sebuah novel fiksi yang biasanya akan aku beli. Tetapi entah mengapa tangan ini tak pernah menyentuhnya untuk dibawa pulang, bahkan aku lupa apakah aku pernah mengecek harganya hingaa aku tak pernah membelinya.
Tiba suatu hari saat aku membaca Botchan karya Natsume Sōseki di kantor dan bertanya pada bos ku yang orang Jepang, apakah ia sudah membacanya atau belum. Pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan pada orang Jepang yang kebanyakan hobi membaca. Ia pun merekomendasikan buku Natsume Sōseki lainnya berjudul I am A Cat dan bertanya apakah aku pernah membaca karya-karya Haruki Murakami. Botchan adalah buku Jepang kedua yang aku baca setelah Toto Chan. Tentu saja aku menjawab aku belum pernah membacanya. Ia pun menjelaskan bahwa Ia adalah peraih nobel pertama di Asia.
Langsung saja aku googling namanya dan ternyata karyanya adalah buku yang selama ini terpampang di rak Gramedia. Yang ingin aku beli tapi belum terlaksana. Aku pun berniat membelinya tapi entah kenapa selalu buku lain yang akhirnya masuk dalam belanjaan bukuku. Akhirnya aku pun memilih untuk mengunduh e-book nya saja dan membacanya ketika ada banyak waktu senggang di kantor dan di kosan.
Aku merasa menjadi orang yang telat sekali untuk mengetahui karya-karya legendaris ini. Aku baru tahu di usia segini tentang Haruki Murakami dan prestasinya. Salah satu anggota boy band Korea Rap Monster dari BTS saja sudah menyebutnya sebagai salah satu penulis favortinya yang aku baru ketahui belakang ini. At least it’s better late than nothing, right!
Berikut resensi ku mengenai buku Norwegian Wood karya Haruki Murakami.
http://catatansanasini.blogspot.com/2017/10/resensi-buku-norwegian-wood-karya.html
0 komentar:
Posting Komentar