Jumat, 18 Januari 2013

Habib Ahmad bin Novel- Amar Ma’ruf Nahi Munkar (1)


Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar (1)
Majelis Ta’lim Habib Ali Al Habsyi Kwitang – 16 Desember 2012

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Di pagi hari ini dibahas dalam kitab karangan Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad tentang suatu perkara yang sangat-sangat penting di dalam agama Islam. Yaitu perkara tentang amar ma’ruf dan nahi munkar, yaitu mengajakan kepada kebaikan dan melarang daripada kemungkaran yang dilarang oleh Allah SWT.

Ketahuilah, bahwasannya kita dijadikan oleh Allah sebagai sebaik-baiknya umat. “Kuntum khairan ummati ukhrijat linnas” kalian ini oleh Allah SWT adalah sebagai sebaik-baiknya umat yang dilahirkan oleh umat manusia. Akan tetapi kita menjadi sebaik-baiknya umat, tiada lain karena berkat Nabi besar Muhammad SAW. Dan Allah SWT menyebutkan pilar-pilar sebaik-baiknya umat. Memiliki ciri yang membedakan kita dengan umat-umat yang terdahulu dan diantara pilar-pilar/sifat-sifat tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Allah didalam Al Qur’an:


كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ

 Allah SWT menyebutkan sifat-sifat daripada mereka sebaik-baiknya umat,

  1.    Kalian selalu mengajak kepada kebaikan,
  2.  Dan melarang daripada kemungkaran karena Allah SWT,
  3.  Dan senantiasa dalam keimanan kepada Allah SWT

Ini sifat yang dimuliakan oleh Allah daripada umat Nabi Muhammad SAW. Karena itu apabila kita ingin menjadi sebaik-baiknya umat, kita lihat introspeksi diri kita, apakah sifat yang disebutkan ini ada di dalam diri kita. Sebab setiap orang islam yang menyatakan bersaksi bahwa “tiada tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah”, maka dia dituntut untuk menyampaikan kalimat tersebut kepada umat manusia di alam semesta. Menjadi tuntutan baginya, kewajiban baginya untuk menyampaikan agama ini. Rasulullah SAW menyatakan di dalam haji Wada’, pada saat-saat terakhir beliau saw mengatakan, “Hendaknya yang menyaksikan, mendengar, melihat di antara kalian menyampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir.” Ini kewajiban setiap individu orang islam.

Pernah disebutkan bahwa banyak sekelompok orang-orang Nasrani, orang-orang yang punya tugas untuk memindahkan orang dari beberapa keyakinan. Mengajak orang-orang ke dalam agama tersebut. Mereka berkumpul para misionaris ini, di dalam perkumpulan tersebut mereka membahas dan mereka mengatakan bahwasannya “Kami orang-orang Nasrani setiap tahun kami mengirim ke penjuru dunia puluhan ribu misionaris untuk mengajak manusia domba-domba tersesat ke dalam ajaran mereka. tapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan.” Akan tetapi mereka heran dengan umat Islam, jumlah misionaris tidak banyak seperti mereka, tapi kenapa setiap hari, setiap saat bahkan setiap detik di muka bumi ini ribuan bahkan puluhan ribu orang-orang yang masuk ke dalam agama Islam. Mereka heran, mereka berdiskusi, apa yang menjadi penyebab utama manusia memeluk agama Islam? Padahal misionaris, pendakwah di kalangan umat islam tidak banyak seperti mereka. Di akhir diskusi mereka mengatakan bahwasannya misionaris orang-orang Nasrani setiap tahun hanya puluhan ribu mereka sebarkan ke seluruh dunia. akan tetapi setiap individu umat islam mereka dari sejak lahir sejak mengucap Lailahailallah Muhammdurrasulullah mereka telah mengemban amanah ini mengajak orang-orang ke jalan Allah SWT

Hadirin Ini juga yang penting, jangan kita lupakan. Dan ketahuilah di antara hal ibadah yang paling dekat antara hamba dengan Allah SWT dan ibadah yang paling tepat menyenangkan hati Nabi besar Muhammad SAW adalah Adda’wah ilallah. Mengajak orang ke jalan Allah. Bukan mengajak orang kepada pemikiran kita, bukan mengajak orang kepada pendapatnya, Bukan mengajak orang kepada mazhabnya. Tapi mengajak orang ke jalan Allah. Ini yang sangat penting, poin yang sangat penting di dalam berdakwah ke jalan Allah SWT.

Pernah salah seorang ulama besar di negeri Hadramaut, seorang wali besar sebagaimana dikutip oleh Habib Ali, yaitu seorang ulama besar yaitu Habib Ja’far bin Muhammad Al Athos. Beliau seorang ulama besar seorang wali besar di zamannya disebutkan adalah seorang yang selalu berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sadar. Ga cuma bermimpi dan ga cuma sekali, tapi berjumpa setiap saat dengan Nabi Muhammad SAW salam keadaan sadar. Suatu kali ketika beliau berjumpa dengan Nabi besar Muhammad SAW dalam keadaan sadar. Beliau bertanya kepada Rasulullah, beliau katakan, “Ya Rasulullah, ajarakan kepada saya suatu amalan yang apabila saya jalankan saya akan dibukakan hati saya pada Allah dan diberikan derajat yang paling tinggi di sisi Allah SWT?” Lihat, ini Habib tiap saat berjumpa dengan Nabi besar Muhammad SAW dalam keadaan sadar, apa lagi yang diinginkan? Derajat udah paling tinggi diberikan oleh Allah tapi Habib minta anugerah yang lebih agung dari itu. Sebab, kesempurnaan di dalam meraih keimanan di sisi Allah tidak ada habisnya. Ketika beliau bertanya pertanyaan tersebut, Nabi besar Muhammad SAW mengatakan kepada Habib Ja’far bin Muhammad Al Athos “Ya Ja’far, engkau ingin mendapat anugerah yang sangat agung terbesar dari Allah? Pergilah engkau kepada putramu seorang imam di Hadramaut, putraku Ahmad bin Umar bin Smait.” Alhabib Ahmad bin Umar bin Smait orang yang paling dekat, pemimpin para Auliya di dalam berdakwah di jalan Allah SWT. Datang, beliau (Habib Ja’far) tempuh perjalanan yang jauh dari Madinah untuk bertanya menghadap kepada Habib Ahmad bin Umar. Begitu sampai di hadapan Habib Ahmad bin Umar, sebelum beliau bicara, dijawab langsung oleh Ahmad bin Umar “Engkau dikirim untuk menghadap kepadaku, ahlan wasahlan. aku terima engkau,” “Engkau ingin anugerah yang sangat agung dari Allah SWT? Maka Adda’wah illallah, mengajak orang ke jalan Allah SWT.” Sehingga itu omongan dari Habib Ahmad bin Umar dipegang oleh Habib Ja’far dipegang dengan kuat, dengan erat, beliau berdakwah di jalan Allah sehingga mendapat anugerah yang sangat agung dari Allah SWT.

Alhabib Abdullah bin Alwi Al Haddad hidup dan matinya di dalam berdakwah ke jalan Allah SWT. Mereka para Auliya Allah SWT itulah kesibukan mereka (hidup dan matinya di dalam berdakwah ke jalan Allah SWT), inilah yang mereka lakukan. Barusan kita liat dari apa yang disampaikan oleh tamu kita dari Scotlandia Asy-Syekh Abdul Ali, bagaimana guru beliau Al Imam Ahmad Masybul bin Thoha Al Haddad berdakwah bukan cuma ke kota tapi juga ke pelosok Afrika untuk berdakwah di jalan Allah. Sampai di pelosok, itu saat ini tempat tersebut sulit untuk dijangkau, tapi beberapa Da’I, sekarang para da’I udah banyak yang pernah menduduki tempat-tempat itu.  Setelah susah payah mereka dapati disitu perkampungan yang jauh. Orang-orang semuanya menganut agama Islam. Ditanya, “siapa yang mengenalkan kalian kepada agama islam? Siapa yang mengajarkan kalian kepada kebaikan?” “Dahulu guru kami adalah Al Imam Habib Ahmad Masybul bin Thoha Al Haddad.”

Saya punya kakek, orang-orang disini semuanya kenal, Alhabib Salim bin Ahmad bin Jindan, pernah tausiyah di sini.  “Ke pelosok manapun seseorang di antara kita pergi, bakal denger namanya Imam Ahmad berjuang di jalan Allah SWT." Kita mendapatkan anugerah yang terbesar dari Allah swt dgn melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Minimal yang kita bisa lakukan jaga keluarga kita. Apa yang kita denger di sini sampaikan kepada mereka, anak, keluarga kita, tetanggga kita, sahabat-sahabat kita, orang-orang yang kita kenal. Ajak mereka ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

mudah-mudahan kita mendapatkan anugerah yang terbesar dari Allah SWT dan menjadikan kita bisa menyenangkan hati Nabi besar Muhammad SAW.

0 komentar:

Posting Komentar