Habib Ahmad bin Novel
Jihad Fii Sabilillah
Majelis ta’lim habib ali al
habsyi kwitang - 06 Januari 2013
source image: facebook |
Ketahuilah di dalam kitab yang
barusan dibahas, pembahasan tentang jihad fii sabilillah dibahas setelah amar
ma’ruf nahi munkar. Mengapa demikian? Sebab, ketahuilah pertempuran di medan
perang melawan orang-orang kafir adalah sebagian kecil daripada jihad yang
sesungguhnya. Jihad bukan hanya merelakan nyawa kita, jihad bukan hanya sekedar
mengangkat senjata di medan pertempuran melawan orang-orang kafir, bukan. Jihad
bukan hanya sekedar meneriakkan “Allahuakbar Allahuakbar!”, tetapi itu hanyalah
sebagian kecil dari pada jihad yang sangat banyak macamnya yang sangat besar. Amar
ma’uf dan nahi munkar adalah bagian daripada jihad. Bersabar didalam menegakkan
dalam agama Allah SWT adalah bagian daripada jihad terbesar yang diperintah
oleh Nabi Muhammad SAW. Dan pertempuran di medan perang adalah bagian dari
jihad tersebut. Namun jihad memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya
pertempuran di medan perang.
Namun jihad, hakekatnya, ruhnya,
ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW di dalam haditsnya. Ketika beliau saw pulang
dari suatu pertempuran dimana banyak nyawa melayang, darah mengalir, harta
semuanya ludes demi pertempurang melawan orang-orang kafir. Ketika beliau saw
kembali dari pertempuran beliau saw berkata “kita baru pulang dari jihad yang
kecil menuju jihad yang besar.” Sahabat heran, “Ya Rasulullah, nyawa melayang,
darah mengalir, seluruh tenaga kita habiskan di medan perang, mengapa itu semua
engkau namakan itu jihad yang kecil? Memang ada lagi yang namanya jihad yang
besar?” Rasulullah saw bersabda, “jihad yang terbesar sesungguhnya adalah jihad
melawan diri kita sendiri, jihad melawan nafsu kita sendiri.”
Hadirin yang dimuliakan oleh
Allah SWT,
Perkara jihad apabila kita
membaca kitab suci Al Qur’an, kita akan dapati di dalam Al Qur’an banyak Allah
SWT menyebutkan tentang permasalahan jihad. Dan sebagian besar dari umat islam
menganggap bahwasannya jihad disyariatkan oleh Allah SWT setelah Rasulullah SAW
hijrah ke Kota Madinah. Al’Alamah Asy-Syekh Muhammad Sya’id Ramadhan Al-Buthi
menyatakan bahwasannya pemahaman yang semacam ini adalah pemahaman yang salah
yang harus diluruskan. Ketahuilah jihad disyari’atkan oleh Allah SWT bukan
setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Tapi jihad disyari’atkan oleh
Allah SWT dari sejak mulai terbitnya fajar islam, ketika Nabi Muhammad SAW diutus
oleh Allah SWT sebagai Nabi, ketika beliau di kota Mekkah saat itu tidak ada
pertempuran sedikitpun, tapi Allah telah menyatakan di dalam Al Qur’an, ketika
Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW “janganl sekali-sekali engkau taat
dan tunduk pada orang-orang kafir, dan jihadlah melawan orang-orang kafir
dengan cara mengimaniku jihad yang besar.” Allah menamakan perjuangan Nabi
Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya di kota Mekkah saat itu tidak ada pertempuran
di medan perang tetapi Allah menamakan Jihadan
Kabira, jihad yang besar. bukan jihad yang kecil. Padahal, tidak ada
pertempuran. Dari sini ulama mengatakan jihad bukan hanya sekedar pertempuran
di medan perang. Pertempuran di medan perang adalah sebagian kecil daripada
jihad yang sesungguhnya. Tapi jihad yang sesungguhnya adalah ketika seseorang
mencurahkan segala apa yang dia miliki untuk Allah SWT tanpa mengenal takut,
tanpa melihat siapapun, hanya untuk Allah SWT.
Kita melihat Nabi Besar Muhammad
SAW dan para sahabatnya ketika di mekkah, beliau diganggu, dianiaya oleh
orang-orang kafir. Banyak dari sahabat beliau yang terdahulu di kota Mekkah,
saat itu tidak ada pertempuran. Tidak ada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
diam-diam di amlam hari menghancurkan berhala-berhala orang-orang yang
mengelilingi Ka’bah. Tidak. Tapi Allah
nyatakan itu semua sebagai jihad yang terbesar.
Para sahabat disiksa. Sayyidina Bilal
disiksa oleh majikannya dibaring kan di atas padang pasir Mekkah. Ibarat kita
tuh dibaringkan di atas penggorengan yang panas. Tak cukup sampe disitu, diletak
diatas badannya batu yang besar dan panas. Dioven udah kalo bahasa kitanya. Ga cukup
sampe disitu, dicambukkin Sayyidina Bilal. Yang beliau lakukan tidak ada
pertempuran, beliau hanya bersabar dan bersabar. Saat itu beliau menyebut nama
Allah “Ahadul Ahad, Ahadul Ahad!” apa yang dilakukan oleh Bilal bukankah ini
jihad yang sesungguhnya?! Apakah beliau seperti orang yang pecundang? Tidak. Inilah
jihad yang sesungguhnya ketika beliau berkata “Ahadul Ahad, Ahadul Ahad.”
Salah seorang sahabat yang
bernama Amr bin Yasir, beliau disiksa habis-habisan oleh orang-orang kafir
beserta keluarganya ayahnya Sayyidina Yasir dan ibunya Sayyidatuna Sumayyah. Diantara
siksanya, ayahnya dicambuk, dipukuli, Amr juga demekian. Hingga ayahnya dibunuh
oleh orang-orang kafir. Ibunya Sayyidina Amr, Sayyidatuna Sumayyah disiksa
dengan penyiksaan yang pedih. Apa yang orang-orang kafir lakukan? Diantaranya disebutkan
mereka sakingjahatnya mereka, mereka mengambil tombak dan mereka membakar ujung
tombak hingga panas, merah dan ditusukkan di kemaluan ibunya Sayyidina Amr bin
Yasir hingga saat itu beliau meninggal dunia. Hingga disebutkan bahwa beliau
adalah wanita pertama yang mati syahid di jalan Allah SWT.
Penyiksaan yang demikian berat,
saat itu Nabi Muhammad SAW kalau mau mengerahkan seluruh malaikat-malaikat
Allah untuk menghancurkan orang-orang kafir beliau mampu, tapi apa yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika melihat penyiksaan tersebut mengatakan “Bersabarlah
wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kalian adalah di surganya Allah
SWT.” Inilah jihad yang dikhususkan oleh Allah SWT.
Hadirin hadirat yang dimuliakan
Allah,
Inilah jihad yang sesungguhnya. Pertempuran
di medan perang sebagian kecil daripada jihad. Tapi jihad yang sesungguhnya
adalah ketika seseorang merelakan seluruhnya untuk Allah SWT, tunduk kepada
Allah. Berani menyatakan yang hak, menegakkan kalimat Allah. Dia berani
menyatakannya walaupun terhadap dirinya sendiri, walaupun terhadap keluarganya.
Berapa banyak orang yang mampu menyatakan yang hak pada orang lain, tapi tidak
mampu menyatakannya untuk diri dan keluarganya sendiri.
Allah bilang, “jangan engkau taat
pada orang-orang kafir” karena setiap orang yang tunduk dan taat maka sungguh
telah menyalahi daripada hakekat dan ruh daripada jihad itu sendiri. Taat dan
tunduk pada pola orang-orang kafir telah menyalahi jihad yang sesungguhnya. Taat
dan tunduk pada budaya orang-orang kafir yang menyimpang dari ajaran Allah,
maka sungguh dia sungguh telah menyalahi aturan dan hakekat, serta ruh dari
jihad itu sendiri. Allah menyatakan dalam ayat yang lain, “Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, siapa mereka orang-orang yang bersama Nabi Muhammad?” orang-orang
yang mulia di sisi Allah, orang-orang yang agung, mereka meraih derajat yang
tinggi di sisi Allah, kebersamaan dengan Rasulullah SAW puncak dari sahabat
Rasulullah SAW. Siapa mereka orang-orang yang bersama Nabi Muhammad SAW? “
orang yang tegas terhadap orang-orang kafir” tegas terhadap pemikiran mereka,
tegas terhadap budaya-budaya mereka, ajaran-ajaran mereka. tidak rela aturan-aturan
orang-orang kafir ada di rumahnya. Yang ada di rumahnya adalah Nabi Muhammad SAW.
Ini jihad yang sesungguhnya.
Pertempuran di medan perang
sebagian kecil daripada jihad dengan segala pengharapannya yang besar. jihad
adalah penuh kasih sayang antar orang-orang islam. Mengenal arti persaudaraan
antara umat-umat islam selama ia menyatakan “Lailallah Muhammadur Rasulullah”,
maka ia adalah saudaramu. Engkau harus memberikan kasih sayangmu kepadanya. Dan
orang yang bersama Nabi Muhammad SAW Allah akan dapati mereka rukuk, sujud mengharapkan
keridhoaan dari Allah SWT hingga cahaya sujud terpancar dari wajahnya. Kita melihat
guru kita, Al Imam Al Arif billah Alhabib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi seluruh
hidup beliau dihabiskan untuk beribadah kepada Allah, untuk sujud kepada Allah,
untuk menegakkan agama Allah SWT dari sejak lahir hingga meninggal dunia di
tengah-tengah jihad di jalan Allah SWT. Jihad yang sesungguhnya walaupun beliau
tidak turun ke medan perang. Tapi inilah jihad yang sesungguhnya yang
dijalankan oleh para ulama kita, para auliya Allah SWT, jihad melawan nafsu
mereka, jihad untuk menegakkan Allah SWT. Inilah pengertian jihad dan jihad
yang semacam ini pahalanya sangat besar.
Mudah-mudaan Allah SWT memberikan
anugerah yang sangat besar, menjadikan kita mujahidin fii sabillah yang mendapat
keridhoan dan derajat tertinggi dari Allah SWT.
ini tulisan murni kamu za?
BalasHapusini ceramahnya habib ahmad di kwitang bai, aku rekam dan aku ketik
BalasHapus