Senin, 15 Februari 2016

, , ,

Praktek sambil Belajar, Belajar sambil Praktek di KOMINFO

Pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merupakan pengalaman kedua PKL saya. Saat SMK, saya juga pernah melaksanakan kegiatan PKL di sebuah perusahaan pabrik karton milik Jepang di daerah Tangerang. Dari kedua pengalaman PKL ini, saya mengambil banyak pelajaran dan melihat beberapa perbedaan dari sebuah perusahaan profit dan sebuah kantor kementerian yang mengurusi kepentingan negara.

Saat PKL di perusahaan pabrik karton, saya menyadari bahwa setiap bagian di sebuah perusahaan dari mulai sales, customer service, marketing, produksi, dispatch, keuangan, hingga kebersihan memiliki peran yang sangat perting bagi keberlangsungan perusahaan tersebut.

Sedangkan di Kominfo, saya mengamati bahwa kantor kementerian ibarat sebuah organisasi besar yang memiliki tujuan yang ingin dicapai untuk sebuah negara. Hubungan antara menteri dan staffnya saya ibaratkan seperti organisasi di kampus. Setiap pergantian menteri akan ada perubahan tujuan atau visi misi yang berbeda, sama hal seperti pemilihan ketua umum di organisasi.

Pergantian menteri ini bisa jadi akan mengubah beberapa kebijakan yang sudah ada atau hanya sekedar melanjutkannya saja. Untuk menjalankan visi misi tersebut, menteri mengarahkan bawahannya untuk bersama mencapai hal tersebut. Menteri memberikan arahan, memantau, dan memberikan persetujuan tertentu. Nantinya setiap Biro atau Divisi akan berkoordinasi dengan menteri melalui sekretaris jenderal terkait pencapain yang sudah diraih.

Diposisikan di Pusat Kerjasama Internasional sub bidang Multilateral, saya kembali mendapat banyak pelajaran dan pengetahuan baru, terutama di bidang kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia dan dunia. Dimulai dengan Ekonomi Digital Baru, ketika kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan dunia bisnis dan memudahkan konsumen serta para pembisnis dalam memenuhi kebutuhannya. Telpon genggam dan internet berperan penting dalam hal ini. Banyak sekali program yang hadir dari adanya Ekonomi Digital, seperti adanya mobile wallets, e-banking, dan e-commerce.

Selanjutnya tentang Rencana Pitalebar Indonesia atau Indonesia Broadband Plan yang akan memperluas pengguna internet di perkotaan hingga di pedesaan dan pemanfaatannya dalam bidang kehidupan seperti e-Pemerintahan, e-Pendidikan, e-Kesehatan, e-Logistik, dll. Dari sini saya mengetahui bahwa Indonesia sedang dalam tahap perkembangan menuju internet yang lebih cepat lagi dan memanfaatkan internet untuk kebutuhan masyarakat.

Saya semakin bersemangat saat mendapatkan pengetahuan baru tentang Smart City dan Internet of Things (IoT) melalui sharing dengan salah satu karyawan di Multilateral. Hal ini sangat menarik karena semua benda dalam kehidupan kita nantinya akan terintegrasi dengan internet untuk mempermudah kehidupan manusia. Dengan teknologi IoT inilah negara sedang dalam tahap menuju Smart City dengan menanamkan perangkat cerdas dalam memnghubungkannya di lingkungan perkotaan dan menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik, menciptakan peluang baru untuk bisnis, dan memperkaya kehidupan masyarakat.

Banyak hal baru tentang perkembangan TIK di dunia dan istilah-istilah baru seputar TIK yang saya dapat selama PKL di sini. Seperti Big Data yang merupakan dampak dari IoT. Ketika semua benda terhubung dengan Internet, maka benda-benda ini akan memiliki IP Address seperti halnya komputer kita dan juga akan dibutuhkan tempat yang sangat besar untuk menampung data tersebut. Maka munculnya Big Data yang mampu menampung data-data dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat.

Dengan pengetahuan baru yang saya peroleh ini, saya mendapat banyak bahan untuk didiskusikan dengan teman-teman saya di organisasi kampus atau hanya sekedar bercerita tentang pengalaman dengan teman-teman main saya.

Peran Kominfo

Dalam bidang pekerjaan, Kominfo sangat berperan penting bagi keberlangsungan TIK di Indonesia. Mereka mengurus Spektrum gelombang yang membuat masyarakat dapat menonton televisi, mendengarkan radio, dan mengakses internet. Mereka juga mengurus terkait nomor probabilitas yang membedakan 4 digit awal nomor pada setiap kartu provider di Indonesia dan mencegah terjadinya cyber crime.  Kominfo juga merupakan humas Indonesia yang menjembatani seluruh informasi ke masyarakat.

Kominfo melalui perwakilannya di Pusat Kerjasama Internasional (Pus KI) sub bidang Multilateral mengikuti beberapa organisasi internasional dalam bidang TIK, yaitu ITU, UPU, ETSI, dan WTO. ITU (International Telecommunicaion Union) merupakan Badan dibawah naungan PBB yang mengurus tentang telekomunikasi dunia, singkatnya ITU adalah Kominfo untuk PBB. Mereka membuat standardisasi dan kebijakan terkait TIK untuk dunia.

UPU (Universal Postal Union) juga merupakan badan di bawah PBB yang mengurus pengiriman surat dan barang dari dan ke luar negeri. UPU seperti kantor pos dunia. Indonesia saat inipun sedang mencalonkan diri untuk menjadi Anggota Dewan Administrasi (Council Administration) dan Postal Operations Council di UPU untuk tahun 2017. Selama PKL, saya dan teman saya pun mendapat kehormatan untuk mengurus surat permintaan dukungan kepada tiap menteri negara anggota UPU.

Saat menghadiri rapat untuk persiapan sidang CA dan POC, saya baru mengetahui bahwa Direktorat Pos merupakan badan di bawah naungan Kominfo, sedangkan PT Pos adalah adalah perusahaan di bawah BUMN yang berorientasi pada profit. Pus KI bersama Direktorat Pos dan PT Pos bekerja sama untuk Indonesia di UPU.

Selanjutnya ETSI (European Telecommunications Standards Institute) merupakan Organisasi independen dan non profit dalam bidang telekomunikasi di Eropa dan bertujuan untuk menyediakan jaringan komunikasi wireles di seluruh Eropa di pita frekuensi 2-11 GHz dan di negara-negara lain yang mengikuti standard ETSI. Sedangkan WTO (World Trade Organisation) adalah organisasi perdagangan dunia yang mengurus perdagangan antar negara di dunia.

Dengan keikutsertaan Indonesia di organisasi Internasional ini, tentu memberikan kontribusi besar untuk penyelengaraan bernegara. Indonesia dapat menyampaikan gagasan dan kebijakannya di dunia Internasional. Selain itu dengan kemajuan TIK di dunia, Indonesia mendapatkan informasi tentang kebijakan internasional secara langsung dan dapat mengimplementasikannya di Indonesia secara bertahap. Seperti adanya kebijakan tentang Smart City yang diselenggarakan oleh ITU dengan mengadakan forum diskusi kepada negara anggotanya.

Bisa dikatakan bahwa peran Multilateral di organisasi internasional seperti humas, yaitu menyampaikan gagasan yang dimiliki dan dikehendaki Indonesia ke dunia internasional dan menyampaikan hal-hal yang terjadi di dunia Internasional ke dalam negeri.

0 komentar:

Posting Komentar