Ketika sedang berbincang dengan seorang teman di telpon dan dia menceritakan hal buruk yang membuat saya kaget, sontak saya mengucapkan kalimat "Masya Allah". Lalu teman saya ini bilang "emang kamu tau makna Masya Allah itu apa? kenapa kalo mendengar hal jelek mengucapkan kalimat itu?" setelah mendengar pertanyaan dia, saya jadi teringat pelajaran akidah akhlak yang diajarkan sewaktu kelas 4 MI. setau saya kalimat "Masya Allah" digunakan ketika kita melihat hal menakjubkan yang kita atau orang lain lakukan. Cuma karena terbawa lingkungan banyak yang mengucapkan kalimat thoyibah ini ketika melihat sesuatu yang jelek misalnya "Masya Allah, itu anak nakal banget". Dan justru mengucapkan lafadz “Subhanallah” ketika melihat sesuatu yang menakjubkan itu. Akhirnya saya browsing di internet deh untuk mencari makna tentang kalimat Masya Allah.
Setelah mendapat pengetahuan tentang kalimat tersebut, ternyata saya dan banyak muslim di Indonesia masih banyak yang salah kaprah dalam mengunakan lafadz ini. Masya Allah itu sendiri artinya “Atas Kehendak Allah”. Lafadz ini diucapkan ketika kita takjub melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, baik berupa harta, kondisi fisik atau yang lainnya. Yang dimaksudkan agar baik yang dipuji ataupun yang memuji menyadari, bahwa semua kebaikan itu dari Allah semata. Dan diharapkan orang yang dipuji tersebut tidak terkena penyakit ‘ain(mata) disebabkan pandangan kita. Karena penyakit ‘ain ini dapat terjadi baik kita sengaja ataupun tidak.
Dalam QS. Al Kahfi : 39, terdapat tambahan,
“Masya Allah laa quwwata illa billah”
“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.”
Ternyata ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan dari orang lain misalkan karena kecantikan/ketampanan wajahnya, kepintarannya, ketika melihat anak kecil yang pintar dan lucu seharusnya kita mengucapkan kalimat “Masya Allah” ini. Sedangkan kalimat “Subhanallah” yang memiliki arti “Maha Suci Allah” ini diucapkan ketika kita sedang takjub dengan kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (HR. Bukhari). Misalnya saat melihat air terjun Niagara (Subhanallah, sungguh sangat menakjubkan!) atau melihat pemandangan yang menakjubkan dan sesuatu yang ajaib, yang agung, yang menakjubkan.
Nah, dari sini kita belajar sama-sama yuk untuk menggunakan lafadz sesuai dengan tempatnya. supaya ga keliru lagi gitu. jadi kan kalo ketemu saudara kita umat islam dari negara lain kita ga salah deh buat ngucapin kalimat thoyibah, secara muslim di Indonesia kan muslim terbesar di dunia, kalo kita salah tempat pas ngucapin kalimat thoyibah kan jadi ga malu deh sama mereka dan malu juga sama Allah SWT . hehe
Wallahua'lam
Setelah mendapat pengetahuan tentang kalimat tersebut, ternyata saya dan banyak muslim di Indonesia masih banyak yang salah kaprah dalam mengunakan lafadz ini. Masya Allah itu sendiri artinya “Atas Kehendak Allah”. Lafadz ini diucapkan ketika kita takjub melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, baik berupa harta, kondisi fisik atau yang lainnya. Yang dimaksudkan agar baik yang dipuji ataupun yang memuji menyadari, bahwa semua kebaikan itu dari Allah semata. Dan diharapkan orang yang dipuji tersebut tidak terkena penyakit ‘ain(mata) disebabkan pandangan kita. Karena penyakit ‘ain ini dapat terjadi baik kita sengaja ataupun tidak.
Dalam QS. Al Kahfi : 39, terdapat tambahan,
“Masya Allah laa quwwata illa billah”
“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.”
Ternyata ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan dari orang lain misalkan karena kecantikan/ketampanan wajahnya, kepintarannya, ketika melihat anak kecil yang pintar dan lucu seharusnya kita mengucapkan kalimat “Masya Allah” ini. Sedangkan kalimat “Subhanallah” yang memiliki arti “Maha Suci Allah” ini diucapkan ketika kita sedang takjub dengan kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (HR. Bukhari). Misalnya saat melihat air terjun Niagara (Subhanallah, sungguh sangat menakjubkan!) atau melihat pemandangan yang menakjubkan dan sesuatu yang ajaib, yang agung, yang menakjubkan.
Nah, dari sini kita belajar sama-sama yuk untuk menggunakan lafadz sesuai dengan tempatnya. supaya ga keliru lagi gitu. jadi kan kalo ketemu saudara kita umat islam dari negara lain kita ga salah deh buat ngucapin kalimat thoyibah, secara muslim di Indonesia kan muslim terbesar di dunia, kalo kita salah tempat pas ngucapin kalimat thoyibah kan jadi ga malu deh sama mereka dan malu juga sama Allah SWT . hehe
Wallahua'lam
good job za... :D
BalasHapus