Senin, 04 Desember 2017

, , , , , , ,

Review Film Coco



Antara Keluarga dan Impian

Dalam rangka Hari Thanksgiving, Disney dan Pixar hadir menyuguhkan film animasi terbaru berjudul Coco. Film ini menceritakan tentang makna mengejar mimpi dan kehadiran keluarga. Dengan latar belakang kehidupan budaya Meksiko, tokoh utama dalam film ini adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Miguel. Miguel adalah salah cicit dari buyutnya bernama Coco.

Miguel memiliki sejarah silsilah keluarga yang sangat rinci dan selalu dilestarikan dengan diceritakan kepada keturunan di keluarganya. Keluarganya adalah pengusaha sepatu yang dimulai dari ibu buyutnya Miguel yaitu ibu Coco. Ibu Coco memulai bisnis sepatu karena ditinggalkan oleh suaminya yang lebih memilih mengejar musik dari pada keluarga. Hingga karena hal ini seluruh keluarga Migeul dilarang berurusan dengan musik, tetapi harus disibukkan dengan sepatu yang menjadi mata pencarian buyut-buyutnya.

Namun darah seni tetap mengalir di tubuh Miguel. Secara diam-diam ia pun belajar bermusik dan membangun sebuah tempat rahasia untuk mengembangkan bakatnya tanpa sepengetahuan keluarganya.  Hingga ada sebuah kompetisi musik di dekat kota yang ingin sekali Migeul ikuti, sayangnya hal itu ditentang oleh keluarganya.

Bertepatan dengan hari perayaan Orang Mati di Mexiko, Migeul pun nekad kabur di malam hari untuk mengikuti kompetisi musik tersebut. Sayangnya untuk mengikuti kompetisi itu, Migeul harus memiliki alat musik. Ia pun akhirnya pergi ke pemakaman untuk "meminjam" gitar yang tergantung di makam penyanyi idolanya yang ia yakini sebagai kakek buyutnya.

Seketika ia mengambil gitar tersebut, tanpa sadar Migeul sudah berada di dunia Orang Mati. Ia tidak bisa terlihat oleh keluarganya yang masih hidup, tetapi ia dapat dilihat dan melihat orang mati yang digambarkan dengan tengkorak dalam film ini. Di dunia ini pun ia bertemu dengan seluruh keluarganya yang sudah meninggal. Kebenaran mengenai sejarah keluarga pun terkuak saat Minguel berpetualang di negeri ini untuk kembali pulang.

Film Coco mengenalkan kita tentang budaya Día de los Muertos atau peringatan hari Orang Mati di Meksiko. Betapa keluarga yang masih hidup memiliki peran penting kepada keluarga mereka yang sudah meninggal. Keluarga di Meksiko melestarikan budaya ini agar roh dapat kembali pulang ke rumah saat hari Peringatan Orang Mati tiba menurut kepercayaan budaya mereka.

Pada hari kematian ini mereka memasang foto keluarga mereka dari mulai buyut hingga keluarga yang baru saja meninggal di atas sebuah altar. Kemudian mereka menaburkan bunga dari pemakaman hingga ke altar rumah mereka. Tujuannya adalah agar mereka tidak tersesat saat kembali ke rumah dan dapat berkumpul serta melihat keluarga mereka yang masih hidup.

Selain itu Coco mengajarkan arti penting tentang kehadiran keluarga dan mengejar mimpi. Mengenai hal ini,  Coco seperti berusaha untuk berada di dua pihak, si anak dan keluarga. Melalui cerita Miguel, Coco mengajarkan keluarga atau orang tua untuk tetap mendukung mimpi anak-anak mereka dan tidak membatasi atau melarang hal yang menjadi kesukaan mereka.

Tetapi dari sisi keluarga, Coco mencoba mengajarkan kepada anak-anak bahwa keluarga adalah tempat terbaik di dunia. Keluarga adalah tempat kembali dan akan selalu menerima keadaan kita. Keluarga sebenarnya hanya menginginkan hal yang terbaik bagi anak-anak mereka di masa depan.

Mengenai animasi tidak perlu diragukan lagi, Disney dan Pixar selalu menguguhkan karya terbaik. Kali ini latar belakang film Coco didominasi oleh warna ungu untuk bangunan-bangunan yang ada di negeri Orang Mati dan warna Orange yang menjadi jembatan Orang Mati untuk mengunjungi keluarganya yang masih hidup.

Bila kebanyakan film dan mindset kita menggambarkan dunia Orang Mati adalah dunia yang menakutkan, Disney/Pixar mencoba menggambarkan bahwa dunia Orang Mati tidaklah menakutkan. Justru dunia ini tidak kalah indahnya dengan dunia orang hidup. Melalui petualangan Migeul, kehidupan Orang Mati diilustrasikan sama halnya seperti kehidupan manusia biasa. Hanya saja ada perbedaan yang tidak bisa dilakukan mereka di dunia itu.

Karakter tengkorang dalam film ini juga tidak digambarkan begitu menyeramkan. Tentu saja karena pertimbangan lainnya adalah untuk penonton anak-anak, karakter tengkorang berusaha digambarkan dengan bentuk dan aksi yang lucu.

Sayangnya sebelum film Coco diputar, Disney menyajikan film pendek Frozen: Olaf’s Frozen Adventure diawal film. Awalnya saya pikir dari kisah Frozen ini akan disambungkan menjadi awal cerita film Coco. Ternyata film ini dijadikan film pembuka. Kehadiran film pendek inipun menjadi kontroversi di beberapa negara terutama di Meksiko karena durasinya yang terlalu panjang untuk dikatakan film pendek.

Selain itu menurut mereka Disney terkesan ingin menunjukkan film yang banyak terisi orang kulit putih terlebih dahulu baru kulit hitam. Saya sendiri pun sempat berpikir apakah saya salah masuk studio karena Frozen took too much time on screen. Hampir saja saya ingin meninggalkan studio dan bertanya pada petugas kalau saja film Coco tidak segera juga muncul.

3 komentar:

  1. So, bagaimana cara miguel kembali ke dunia nyata, Za?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan ditonton filmnya. nanti jadi spoiler klo diceritain semua hihi

      Hapus
  2. Las Vegas-style gambling, gambling, entertainment, and social
    Las Vegas is home to a luxury resort and an 경주 출장마사지 infinite to the Las Vegas Strip, 삼척 출장샵 there 안양 출장마사지 is also the Casino of Chance (known as 익산 출장샵 The Wynn Hotel) and 의정부 출장안마

    BalasHapus